BREAKING NEWS
Minggu, 07 Desember 2025

Rupiah Menguat ke Rp16.631 per Dolar AS, Terdorong Surplus Perdagangan

Abyadi Siregar - Selasa, 02 Desember 2025 09:40 WIB
Rupiah Menguat ke Rp16.631 per Dolar AS, Terdorong Surplus Perdagangan
Ilustrasi. (foto: AI/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN – Mata uang rupiah dibuka menguat pada perdagangan Selasa (2/12/2025), mengawali hari di level Rp16.631 per dolar Amerika Serikat (AS), naik 0,19 persen atau 32 poin dibanding penutupan sebelumnya di Rp16.663 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, penguatan rupiah terjadi di tengah pelemahan sebagian mata uang Asia lainnya, seperti yen Jepang (-0,09%), dolar Hong Kong (-0,02%), dolar Singapura (-0,01%), won Korea Selatan (-0,09%), yuan China (-0,06%), rupee India (-0,11%), dan baht Thailand (-0,15%).

Direktur PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan rupiah bergerak fluktuatif pada perdagangan hari ini namun berpotensi ditutup menguat di rentang Rp16.630–Rp16.670 per dolar AS.

Baca Juga:

"Pelaku pasar masih mencermati sentimen global, termasuk ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di AS dan perkembangan geopolitik di Eropa Timur," ujar Ibrahim.

Dari sisi global, dolar AS melemah di awal Desember menyusul ekspektasi pasar bahwa The Federal Reserve kemungkinan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan pekan depan.

Ekspektasi ini diperkuat kandidat Ketua The Fed yang dinilai lebih dovish dan sejumlah data ekonomi AS yang akan dirilis, termasuk PMI Manufaktur ISM, ISM Jasa, produksi industri, ADP employment, hingga klaim pengangguran.

Sementara itu, di dalam negeri, rupiah didukung kabar positif dari stabilnya kinerja neraca perdagangan dan pemulihan sektor manufaktur.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus perdagangan Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$2,39 miliar, memperpanjang tren surplus menjadi 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus ini terutama berasal dari ekspor komoditas non-migas seperti minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja, meskipun ekspor migas menurun 2,31% YoY dan impor turun 1,15% YoY.

Di sektor manufaktur, PMI Indonesia naik ke level 53,3 pada November 2025, menandai ekspansi keempat secara beruntun dan menjadi yang tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan output dan pesanan baru meski permintaan ekspor masih melemah.

Dengan sentimen global dan domestik yang mendukung, rupiah diprediksi tetap stabil dan cenderung menguat dalam jangka pendek.*

Editor
: Adam
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Rupiah Awali Pekan dengan Penguatan Tipis ke Rp16.658/USD
Rupiah Melemah Tipis, Dibuka pada Rp16.641 per Dolar AS
Rupiah Diprediksi Melemah, Pelaku Pasar Tunggu Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed
Rupiah Dibuka Menguat ke Rp16.670 per Dolar AS, Investor Tunggu Sinyal The Fed
Indonesia Siap Jadi Destinasi Alternatif Wisatawan China yang Dilarang ke Jepang
Rupiah Dibuka Menguat, Tapi Analis Waspadai Pelemahan Menjelang Penutupan
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru