BALI - PT Raputra Jaya, pemilik Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya yang karam di Selat Bali, akhirnya angkat bicara.
Dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (5/7), perwakilan perusahaan, Ulumudin, menyampaikan permohonan maaf atas musibah yang menewaskan enam orang dan membuat 30 orang lainnya masih hilang.
"Kami sangat berduka atas musibah yang menimbulkan korban jiwa. Kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban," ujar Ulumudin.
Ulumudin menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan penumpang adalah tanggung jawab utama perusahaan. Sejak kejadian pada Rabu malam (2/7), pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai instansi seperti Basarnas, KSOP, TNI, dan Polri untuk proses evakuasi dan pencarian korban.
Meski demikian, Ulumudin belum memberikan penjelasan mengenai penyebab pasti kapal tenggelam maupun perbedaan data manifes dan korban yang beredar. "Saya belum bisa menjelaskan saat ini," katanya singkat.
Perusahaan juga telah memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dan memastikan bantuan logistik serta pendampingan terus berjalan bagi yang terdampak.
Kapal tersebut diduga tenggelam akibat kebocoran di ruang mesin yang berujung pada kapal terbalik. Total penumpang yang berada di kapal saat kejadian sebanyak 65 orang, termasuk 12 kru kapal.
Kisah pilu turut mewarnai tragedi ini, seperti saat anak bernama Eko Toniansyah memeluk jenazah ayahnya, Eko Satriyo, yang ditemukan di laut.
PT Raputra Jaya berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek keselamatan, sistem operasional, dan kondisi teknis armada guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.*
Editor
: Justin Nova
PT Raputra Jaya Akhirnya Angkat Bicara Terkait Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, 6 Tewas dan Puluhan Hilang