Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat wawancara di Kantor Bloomberg Technoz, Jakarta, Selasa (30/9/2025). (foto: Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
JAKARTA — Analis kebijakan publik, Muhammad Said Didu, menilai gaya kepemimpinan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang dianggapnya mirip dengan gaya "koboi", tegas, berani, namun penuh risiko, merupakan strategi yang disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto.
Said menilai bahwa Presiden Prabowo mungkin ingin menjadikan Purbaya sebagai contoh bagi menteri lainnya dalam Kabinet Merah Putih, untuk membuka "kotak pandora" yang selama ini terpendam dalam berbagai sektor pemerintahan.
Ia menyebut, gaya kepemimpinan Purbaya yang agresif berbeda jauh dengan karakternya sebelumnya, saat menjabat sebagai Direktur Utama Danareksa, yang lebih dikenal dengan pendekatan tenang dan ilmiah.
Said Didu yang mengenal Purbaya sejak tahun 2008, saat keduanya bekerja di Danareksa, menyatakan bahwa gaya Purbaya yang sebelumnya lebih tenang kini berubah menjadi gaya yang lebih bertarung dan penuh pernyataan tegas. Ia merasa perlu mempertanyakan peralihan sikap tersebut.
"Begini, kita lihat gaya Purbaya bukan gaya fighter, dari dulu, dia gaya tenang, ilmuwan. Nah kok jadi fighter?" kata Said dalam program Rakyat Bersuara, Selasa (28/10) malam.
Meskipun demikian, Said meyakini bahwa perubahan tersebut bukan kebetulan, melainkan merupakan bagian dari strategi yang sengaja dikembangkan oleh Purbaya di bawah arahan Presiden Prabowo.
Menurutnya, gaya "koboi" Purbaya ini telah mendapat restu dari Presiden, yang ingin menunjuk Purbaya sebagai model bagi menteri-menteri lain untuk membuka praktik-praktik tersembunyi dalam pemerintahan.
Lebih lanjut, Said Didu mengungkapkan keyakinannya bahwa gaya kepemimpinan Purbaya ini sangat dibutuhkan di berbagai kementerian untuk mengatasi masalah besar yang ada.
Menurutnya, jika ada 10 sosok seperti Purbaya, maka banyak masalah besar yang dapat diatasi dalam struktur pemerintahan Indonesia.
"Kalau Purbaya bisa diterapkan di berbagai kementerian, kita bisa 'membuka kotak pandora' di banyak sektor," ujar Said.
Ia menyebutkan beberapa kementerian yang dinilai membutuhkan sosok Purbaya, antara lain: - Kementerian ATR/BPN: Untuk memberantas mafia tanah yang telah lama merugikan masyarakat dan negara. - Kementerian ESDM: Untuk mengatasi mafia tambang yang seringkali melakukan penyelewengan dalam pengelolaan sumber daya alam. - Kementerian Kehutanan (Kemenhut): Untuk membenahi masalah konflik agraria yang hingga kini masih menjadi persoalan besar di Indonesia. - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP): Untuk mengatasi masalah ekspor pasir dan isu lainnya yang melibatkan sektor kelautan. - Kementerian Sosial (Kemensos): Untuk memperbaiki tata kelola data bansos yang masih bermasalah dan mengungkap penyelewengan yang terjadi dalam program tersebut. - Kementerian Perdagangan (Kemendag): Untuk membenahi tata kelola ekspor-impor yang selama ini banyak mendapat kritik. - Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU): Untuk membongkar skandal proyek-proyek infrastruktur yang selama ini sering kali melibatkan praktek korupsi dan nepotisme. - Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian): Untuk memastikan siapa saja yang mendapat keuntungan dari Proyek Strategis Nasional (PSN). - Kementerian Keuangan (Kemenkeu): Menurut Said, Purbaya sendiri memang sangat dibutuhkan untuk terus memperbaiki dan memantau kebijakan fiskal Indonesia.
"Pak Prabowo, Bapak belum cukup mereset Indonesia ini kalau memang hanya satu Purbaya," ujar Said dengan tegas.