BREAKING NEWS
Selasa, 12 Agustus 2025

Anak Muda Terjerat Utang Pinjol! Gaya Hidup YOLO dan FOMO Jadi Pemicu, OJK Tawarkan Solusi

BITVonline.com - Jumat, 02 Agustus 2024 10:24 WIB
Anak Muda Terjerat Utang Pinjol! Gaya Hidup YOLO dan FOMO Jadi Pemicu, OJK Tawarkan Solusi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM –Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengungkapkan sejumlah faktor yang membuat generasi Z, khususnya usia 15 hingga 17 tahun, terjerat dalam utang pinjaman online (pinjol). Berdasarkan data terbaru dari Survei Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang diselenggarakan OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat literasi keuangan untuk kelompok usia tersebut mencapai 51,70%, sementara inklusi (penggunaan) produk dan jasa keuangan hanya 57,96%.

Angka ini masih jauh di bawah rata-rata literasi penduduk Indonesia yang tercatat sebesar 65,43% pada tahun 2023. Kelompok usia 26-35 tahun menunjukkan tingkat literasi yang lebih tinggi, yakni 74,82%, dengan inklusi mencapai 84,28%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, atau yang akrab disapa Kiki, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai pola konsumsi anak muda. Ia mengidentifikasi bahwa faktor gaya hidup yang digandrungi, seperti prinsip YOLO (You Only Live Once) dan FOMO (Fear of Missing Out), berkontribusi besar terhadap masalah ini.

Baca Juga:

“Anak muda saat ini terjebak dalam gaya hidup YOLO, di mana mereka merasa harus menikmati hidup secara maksimal tanpa memikirkan risiko jangka panjang,” ujar Kiki di Gedung BPS, Jakarta Pusat. Ia menambahkan bahwa perasaan cemas karena ketinggalan tren menarik (FOMO) seringkali mendorong keputusan finansial yang sembrono.

Lebih lanjut, Kiki mencontohkan bagaimana gaya hidup yang berlebihan seringkali menyebabkan anak muda terpaksa mencari pinjaman online. “Kami mendapat informasi bahwa banyak anak muda yang terjerat pinjol karena merasa harus mengikuti tren sosial. Misalnya, mereka makan di kafe atau nongkrong dengan gengsi tinggi, tetapi ketika uang tidak mencukupi, mereka dengan cepat mengajukan pinjaman online yang cair dalam waktu singkat. Ini sering kali berakhir pada utang yang menggunung,” jelas Kiki.

Baca Juga:

OJK menilai permasalahan ini sebagai tantangan besar yang memerlukan perhatian serius. Kiki mengungkapkan bahwa OJK sudah mengintegrasikan data pinjol ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK). “Kami memantau data pinjol di SLIK dan jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat memengaruhi reputasi finansial mereka dalam daftar kerja atau urusan lainnya,” tegas Kiki.

Untuk mengatasi masalah ini, OJK berkomitmen untuk memberikan edukasi keuangan yang lebih baik kepada anak muda. “Kami perlu meningkatkan literasi keuangan sejak dini agar generasi muda tidak terjebak dalam kesalahan finansial yang sama di masa depan,” tambahnya.

Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya literasi keuangan, OJK berharap dapat membantu generasi Z untuk membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan menghindari jeratan utang pinjol yang merugikan.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
Pelaku Pembunuhan Wartawan Pangkalpinang Ditangkap, Keluarga Korban Desak Hukuman Mati
Nova Arianto Fokus Pengembangan Tim di Piala Kemerdekaan 2025: Timnas U-17 Tak Targetkan Juara
Trinovi Khairani Sitorus Hadiri Upacara Gelar Pasukan TNI Bersama Presiden Prabowo: Komitmen Kuat Jaga Kedaulatan NKRI
Meriah! Anak TK dan Orang Tua Kompak Ikut Lomba Agustusan di TK Kartika Lilawangsa Lhokseumawe
Megawati Jengkel dengan Polisi: Kok Sekarang Begini, Saya Jengkel Banget!
Lolos Hukuman Seumur Hidup, Dua Kurir Sabu Asal Aceh Divonis 18 Tahun Penjara
komentar
beritaTerbaru