Siak – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui sub holding PTPN IV PalmCo meluncurkan program TAMPAN (Tanam Padi) sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional. Program ini akan mengoptimalkan areal peremajaan sawit rakyat dengan mengintegrasikan tumpang sari tanaman padi gogo di kebun sawit. Dalam lima tahun mendatang, program ini diharapkan dapat menghasilkan 258 ribu ton beras, sekaligus mempercepat transisi petani sawit menuju peremajaan yang lebih produktif.
Wakil Menteri BUMN, Aminuddin Ma’aruf, yang hadir dalam peresmian program tersebut di Siak, mengapresiasi inisiatif ini sebagai langkah cerdas untuk memperkuat ketahanan pangan. Program TAMPAN, menurutnya, tidak hanya mendukung pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga membantu petani sawit yang tengah menjalani peremajaan dengan meningkatkan produktivitas mereka. “Program ini sangat mendukung visi Presiden Prabowo untuk mencapainya swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Aminuddin menambahkan bahwa Kementerian BUMN telah mendukung penuh kelangsungan program TAMPAN melalui ekosistem Makmur, yang juga menyediakan wadah untuk para petani memasarkan hasil panen padi gogo mereka. “Bulog akan menjadi off-taker yang membantu memasarkan hasil panen, memberi kepastian kepada petani,” katanya.
Dari total 6,94 juta hektare perkebunan sawit rakyat di Indonesia, sekitar 2,8 juta hektare berada pada usia tua yang memerlukan peremajaan. PTPN menargetkan untuk berkontribusi dalam peremajaan ini dengan 40 ribu hektare per tahun. Program intercropping padi gogo di lahan sawit yang sedang diremajakan diharapkan mampu memanfaatkan potensi lahan yang ada untuk meningkatkan produksi pangan.
Dirut Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menjelaskan bahwa dengan luas lahan yang diproyeksikan untuk program TAMPAN selama lima tahun, PTPN dapat menghasilkan lebih dari setengah juta ton gabah atau sekitar 258.491 ton padi. “Ini merupakan langkah besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional melalui optimalisasi lahan sawit rakyat,” kata Ghani.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi, juga memberikan dukungan penuh terhadap program TAMPAN ini. Menurutnya, potensi peningkatan produksi pangan di Riau sangat besar, mengingat banyaknya lahan perkebunan sawit yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman padi gogo. “Kami berharap, dalam lima tahun mendatang, Riau bisa menjadi pusat swasembada pangan melalui program ini,” ujarnya.
Syahrial Abdi menambahkan bahwa keberhasilan program ini juga didorong oleh skema replanting kelapa sawit yang tidak dilakukan serentak di seluruh daerah, sehingga memberi peluang bagi petani untuk menanam padi gogo. “Dengan adanya kerjasama dengan IPB, kami optimis proses replanting dan intercropping padi gogo dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.
Selain itu, program TAMPAN juga meluncurkan varietas unggulan padi hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara. Varietas padi NUSAKlon memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya dan diharapkan dapat mendongkrak hasil panen petani.
Jatmiko Santosa, Direktur PTPN IV PalmCo, menyatakan bahwa kolaborasi antara PTPN dan petani sawit plasma sangat penting untuk kesuksesan program ini. “Dengan dukungan penuh dari petani, kami yakin program ini akan membawa perubahan positif bagi ketahanan pangan Indonesia,” katanya.Seiring dengan berjalannya program TAMPAN, kolaborasi antara kementerian terkait, BUMN, dan pemerintah daerah menjadi kunci utama untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program ini. Semua pihak berkomitmen untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan yang lebih tinggi di masa depan, dengan pemanfaatan optimal dari potensi lahan yang ada.
(JOHANSIRAIT)
PTPN IV PalmCo Luncurkan Program TAMPAN, Optimalkan Peremajaan Sawit dengan Tanam Padi Gogo untuk Swasembada Pangan