BREAKING NEWS
Jumat, 08 Agustus 2025

Ekonomi Indonesia di Ujung Krisis? Begini Efek Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran

Justin Nova - Senin, 23 Juni 2025 15:00 WIB
205 view
Ekonomi Indonesia di Ujung Krisis? Begini Efek Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran
Ilustrasi (foto: UMJ)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kian meningkat menyusul serangan Amerika Serikat yang bergabung dengan Israel terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran.

Eskalasi ini memunculkan kekhawatiran besar terhadap stabilitas global, khususnya jika Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, jalur strategis pengiriman energi dunia.

Selat Hormuz merupakan jalur vital tempat hampir 25 persen minyak dunia dikapalkan. Penutupan selat ini akan berdampak langsung terhadap lonjakan harga minyak global yang bisa memicu efek domino pada ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia.

Baca Juga:

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin, menyebut bahwa ketegangan ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia secara serius.

"Kondisi ini memicu fluktuasi pasar yang tinggi, investor jadi tidak percaya diri. Imbasnya, harga emas naik, dan investasi jangka pendek lebih diminati," ujar Eddy , Senin (23/6/2025).

Baca Juga:

Selain itu, harga minyak mentah yang melonjak dipastikan meningkatkan tekanan inflasi di dalam negeri. Dengan status sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia berada dalam posisi rawan.

"Harga minyak bisa menyentuh angka lebih dari US$100 per barel jika Selat Hormuz ditutup. Ini memperberat neraca perdagangan dan memicu lonjakan harga BBM," tambahnya.

Senada, ekonom Universitas Diponegoro (Undip) Wahyu Widodo mengatakan penutupan Selat Hormuz bisa memicu hiperinflasi global karena biaya logistik, transportasi, dan produksi akan melonjak tajam.

"Jika perang regional pecah dan selat ditutup, dampaknya bisa lebih parah dari krisis global 2008. Bisa memicu resesi bahkan depresi ekonomi dunia," tegas Wahyu.

Selain inflasi, Indonesia juga akan menghadapi risiko stagnasi ekonomi akibat gangguan rantai pasok dan tekanan terhadap nilai tukar. Pemerintah diminta bersiap dengan skenario terburuk untuk menjaga ketahanan energi nasional dan stabilitas fiskal.*

(km/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru