MEDAN – Penggunaan sistem pembayaran Paylater yang memungkinkan konsumen membeli produk dengan cicilan pembayaran di kemudian hari, kian menjadi trengaya hidup anak muda di Indonesia.
Fenomena ini berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan membengkaknya kebutuhan konsumtif dan harga-harga barang yang terus meningkat.
Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, trenPaylater yang terus berlanjut memiliki risiko besar terhadap keuangan personal, khususnya potensi penumpukan hutang.
"Biaya hidup yang terus meningkat, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan pendidikan, mengurangi kemampuan anak muda untuk menabung. Inflasi dan ketidakstabilan harga membuat sebagian besar pendapatan habis untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari," jelas Achmad, Rabu (10/9/2025).
Achmad menambahkan, kondisi ketenagakerjaan yang didominasi sektor informal dan ekonomi digital yang fleksibel namun tidak stabil turut memperburuk kondisi keuangan anak muda.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa menyalahkan gaya hidup konsumtif semata tidaklah adil dan tidak menyelesaikan persoalan.
"Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya.
Data dari lembaga riset global YouGov menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia tetap optimis menghadapi masa depan meskipun tekanan ekonomi cukup berat sepanjang setahun terakhir.
Hal ini diungkapkan oleh General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit.
"Masyarakat Indonesia memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa di tengah tekanan ekonomi. Mereka meninjau ulang pengeluaran rumah tangga, menyesuaikan gaya hidup, dan mengambil langkah finansial yang lebih hati-hati," kata Edward.
Riset YouGov mengungkapkan bahwa sekitar 50 persen responden mengalami kenaikan pengeluaran rumah tangga, khususnya untuk kebutuhan pokok sebesar 34 persen, pendidikan 25 persen, dan tabungan 24 persen.
Menariknya, pola pengeluaran berbeda antar generasi. Generasi Milenial dan Gen X+ lebih banyak membelanjakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan dan listrik.