BREAKING NEWS
Selasa, 04 November 2025

Rupiah Dibuka Menguat 0,19% di Level Rp16.430 per Dolar AS

- Jumat, 12 September 2025 09:29 WIB
Rupiah Dibuka Menguat 0,19% di Level Rp16.430 per Dolar AS
Ilustrasi. (foto: vocazine)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (12/9/2025) pagi ini dibuka menguat tipis sebesar 0,19% ke level Rp16.430,50 per dolar AS.

Penguatan ini terjadi di tengah pergerakan beragam sejumlah mata uang regional lainnya terhadap dolar AS.

Melansir data Bloomberg pukul 09.00 WIB, indeks nilai tukar rupiah berhasil menguat meskipun dolar AS pada waktu yang sama juga menguat tipis 0,10% ke level 97,63.

Mata uang Asia lainnya yang turut menguat terhadap dolar AS antara lain dolar Hong Kong (+0,04%), dolar Taiwan (+0,31%), peso Filipina (+0,10%), ringgit Malaysia (+0,27%), dan baht Thailand (+0,07%).

Sementara itu, yen Jepang melemah 0,13%, dolar Singapura turun 0,06%, won Korea Selatan turun 0,03%, rupee India terkoreksi 0,39%, dan yuan China melemah 0,02% terhadap dolar AS.

Penguatan rupiah dan mata uang regional ini sejalan dengan pelemahan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia seperti euro dan yen pada perdagangan Kamis (11/9/2025).

Menurut Reuters, pelemahan dolar terjadi seiring rilis data inflasi AS bulan Agustus yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan dan klaim awal tunjangan pengangguran yang melemah, sehingga memperkuat prediksi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan kembali memangkas suku bunga acuan pada pertemuan mendatang.

Data resmi dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 0,4% pada Agustus, lebih tinggi dari kenaikan 0,2% pada Juli.

Dalam setahun terakhir hingga Agustus, inflasi konsumen meningkat 2,9%, kenaikan terbesar sejak Januari 2025.

"CPI tidak setinggi yang diperkirakan pasar, namun kekhawatiran terbesar adalah sikap dovish The Fed bisa berubah jika inflasi naik lebih cepat dari antisipasi," ujar Eugene Epstein, Head of Trading and Structured Products North America di Moneycorp, New Jersey, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, klaim awal tunjangan pengangguran melonjak 27.000 menjadi 263.000 untuk pekan yang berakhir 6 September, jauh di atas perkiraan ekonom sebesar 235.000.

Lonjakan klaim ini mendorong yield obligasi Treasury 10 tahun turun di bawah 4%, meski inflasi lebih tinggi dari ekspektasi.

Kondisi pasar tenaga kerja yang melemah juga terlihat dari data non-pertanian AS yang hanya menambah 22.000 pekerjaan pada Agustus, jauh di bawah perkiraan 75.000, dan revisi payroll yang turun hingga 911.000 untuk periode setahun hingga Maret.

Akibat data tersebut, kontrak berjangka Fed Funds saat ini mencerminkan peluang 91% The Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini, dengan peluang 9% untuk pemangkasan 50 basis poin, menurut CME FedWatch.*

(bi/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru