BOGOR -Pernikahan adalah janji suci yang seharusnya dibangun atas cinta dan kesetiaan. Namun, bagi Ahmad Arif Ridwan Nuwloh atau yang lebih dikenal sebagai AARN, janji suci itu berubah menjadi tragedi mengerikan yang tak terlupakan. Kisah hitam seorang wanita berusia 50 tahun dengan inisial RM terungkap dalam detik-detik maut yang mengubah hidup banyak orang.
Cerita dimulai di sebuah hotel di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (24/4) lalu. Di balik pintu kamar hotel yang tertutup rapat, terjadi adegan yang memilukan. Arif, yang pada usianya yang masih muda 29 tahun, merasa terdesak karena didesak untuk menikahi RM. Namun, dalam keputusasaannya, dia mengambil jalan keluar yang mengerikan: membunuh wanita yang pernah dianggapnya cinta.
Tanpa belas kasihan, Arif mengakhiri nyawa RM di hotel tersebut. Tindakan keji itu hanya sebagian dari rencana yang lebih gelap. Setelah memastikan nyawa RM sudah tiada, Arif mengemas jasad korban ke dalam koper. Ironisnya, pembeliannya dua kali gagal sebelum akhirnya berhasil mendapatkan koper yang cukup besar untuk menyembunyikan rahasia mautnya.
Langkah selanjutnya tidak kalah mengerikan. Arif dengan dinginnya membuang koper berisi jasad korban di Cikarang, Bekasi. Namun, upaya untuk menyembunyikan kenyataan tidak berhenti di situ. Bersama adiknya, Aditya Tofik Qurohman, Arif menyewa mobil dan memindahkan koper serta mayat korban ke Tangerang.
Tangerang, kota yang seharusnya menjadi tempat kelahiran harapan baru, menjadi saksi bisu dari kegelapan perjalanan Arif. Mereka kembali ke Bandung, membawa rahasia gelap yang semakin membesar di balik senyuman palsu.
Jasad RM ditemukan pada Kamis (25/4), tetapi kisah kelam ini belum berakhir. Arif akhirnya ditangkap di rumah istrinya di Palembang, Sumatera Selatan, setelah drama kelam itu terbongkar.
Pembunuhan ini bukan hanya sekadar kriminalitas biasa. Ini adalah cerminan dari kegagalan cinta yang merusak, ketidakberdayaan yang mengubah manusia menjadi monster, dan kekejaman yang tidak mengenal batas.
Kisah tragis ini memberikan pelajaran bahwa cinta yang salah tidak hanya merusak hati, tetapi juga jiwa dan kehidupan. Pertanyaan muncul: seberapa jauh Anda akan pergi untuk cinta yang gagal? Apakah keputusan itu sepadan dengan harga nyawa?
Tragedi ini mengingatkan kita akan kompleksitas manusia, di mana cinta bisa menjadi pendorong utama dalam aksi tergelap sekalipun. Namun, di balik tragedi ini juga tergambar kekuatan hukum yang tak kenal lelah untuk membawa keadilan bagi korban dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
Meskipun ada yang hilang, kisah ini menjadi saksi bahwa setiap perbuatan, baik atau buruk, akan membawa konsekuensi. Semoga tragedi ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa cinta sejati bukanlah alasan untuk melanggar batas kemanusiaan.
Tindakan kriminal seperti ini harus diberantas tanpa ampun, dan cinta yang sesungguhnya adalah yang membangun, bukan menghancurkan. Kita semua berhak atas kehidupan yang damai dan beradab, tanpa harus takut menjadi korban dari cinta yang salah arah.
(N/014)
Jejak Kriminal, Rute Perjalanan Arif Buang ‘Wanita dalam Koper’ Hingga ke Tangerang