
Siapa Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4? Ini Jadwal Pengundiannya
JAKARTA Timnas Indonesia dipastikan lolos ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan akan mengikuti proses pengundian (drawing)
OlahragaJAKARTA -Mengunyah permen karet mungkin terdengar seperti kebiasaan ringan, namun siapa sangka di balik teksturnya yang kenyal dan rasanya yang manis, ternyata permen karet bisa menjadi sumber mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan.
Informasi mengejutkan ini dibagikan oleh dr. Gerry Adrian Wiryanto melalui akun Instagram pribadinya. Ia mengingatkan bahwa konsumsi permen karet, khususnya yang berbahan dasar sintesis, bisa menyebabkan masuknya mikroplastik ke dalam tubuh manusia melalui air liur.
Permen karet sintetis umumnya terbuat dari poliisobutilena, sejenis plastik yang juga digunakan dalam produksi ban kendaraan. Sementara jenis permen karet alami dibuat dari getah chicle, yakni getah dari pohon sawo. Meski terdengar lebih aman, penelitian menunjukkan keduanya tetap berpotensi melepaskan mikroplastik saat dikunyah.
Baca Juga:
Penelitian yang dipresentasikan pada ajang ACS Spring 2025 oleh Prof. Sanjay Mohanty dari University of California dan mahasiswanya, Lisa Lowe, mengungkap bahwa satu gram permen karet dapat melepaskan antara 100 hingga 600 partikel mikroplastik. Artinya, satu permen karet bisa mengandung hingga 3.000 mikroplastik yang masuk ke tubuh.
Para peneliti menguji sepuluh jenis permen karet – lima alami dan lima sintetis – dengan metode pengunyahan selama empat menit oleh satu peserta. Setiap 30 detik, air liur dikumpulkan dan dianalisis menggunakan spektroskopi inframerah transformasi Fourier (FTIR). Hasilnya menunjukkan bahwa 94% mikroplastik terlepas dalam delapan menit pertama proses mengunyah.
Baca Juga:
Mikroplastik diketahui dapat memicu gangguan hormon, inflamasi kronis, dan meningkatkan risiko penyakit serius seperti hipertensi, diabetes, stroke, serangan jantung, hingga gagal ginjal. Terlebih lagi, penelitian ini hanya mampu mendeteksi mikroplastik berukuran di atas 20 mikrometer, sehingga partikel yang lebih kecil dan mungkin lebih berbahaya tidak terdeteksi.
Melihat potensi bahaya tersebut, dr. Gerry menyarankan agar masyarakat mulai mengurangi konsumsi permen karet, khususnya jenis sintetis. "Lebih baik mengunyah lebih lama satu permen daripada terus-menerus mengganti permen karet baru," katanya.
Penelitian ini memperkuat urgensi akan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap konsumsi harian yang tampaknya sepele namun bisa berdampak besar bagi kesehatan.*
(oz/j006)
JAKARTA Timnas Indonesia dipastikan lolos ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dan akan mengikuti proses pengundian (drawing)
OlahragaJAKARTA Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kekuatan pertahanan adalah elemen krusial dalam menjaga kedaulatan dan kemerdekaan sebua
PemerintahanDELI SERDANG Tim Penindakan dan Penyidikan (P2) Bea Cukai Kualanamu berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 6.527 ekor kupukupu (mati),
Hukum dan KriminalMEDAN Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menegaskan bahwa perubahan fungsi eks Pasar Aksara menjadi area kafe oleh pihak ketiga sud
PemerintahanJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar lelang barang sitaan hasil tindak pidana korupsi yang telah berkekuatan hukum
NasionalTAPTENG Dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) mengintensifkan kegiatan Blue
NasionalJAKARTA Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi membuka ajang bergengsi Indonesia Defence 2025 Expo and Forum di JIExpo K
PemerintahanBANGLI Dalam upaya menjaga situasi keamanan, ketertiban, dan keselamatan lalu lintas di wilayah hukumnya, Polsek Bangli, Polres Bangli, Pol
NasionalBANGLI Dalam rangka menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar tetap kondusif, Polsek Bangli Polres Bangli terus m
NasionalJAKARTA Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali bergerak, meski hanya naik tipis sebesar Rp1.000 dibanding hari sebelumnya
Ekonomi