KORUT – Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara (Korut), telah secara tegas menyuarakan pandangannya tentang Korea Selatan (Korsel) sebagai musuh utama dan mengeluarkan pernyataan yang menggugah perhatian dunia internasional. Dalam serangkaian pernyataan yang dilaporkan oleh media pemerintah Korut, seperti Korea Central News Agency (KCNA), Kim Jong Un menegaskan bahwa prioritas utama Pyongyang adalah meningkatkan kemampuan militer untuk pertahanan diri serta pencegahan perang nuklir.
Dilaporkan bahwa Kim Jong Un mengucapkan pernyataan tersebut saat mengunjungi pabrik-pabrik senjata besar, menunjukkan komitmen Korut untuk memperkuat diri dalam menghadapi ancaman potensial. Bahkan, dalam pidatonya di Majelis Rakyat Tertinggi Korut, Kim menyatakan bahwa Kore Selatan tidak lagi bisa dianggap sebagai mitra potensial untuk penyatuan. Dia menyalahkan Seoul atas upaya-upaya yang diduga bertujuan untuk menjatuhkan rezimnya.
Kim Jong Un juga menyuarakan keinginannya untuk mengubah konstitusi negara, dengan mengusulkan agar Korea Selatan dianggap sebagai ‘musuh utama’ dan dengan demikian mendefinisikan kembali wilayah Korea Utara sebagai entitas yang terpisah secara jelas dari Korea Selatan. Pidato tersebut juga menyoroti ketegangan yang meningkat di Semenanjung Korea, dengan Kim Jong Un menyalahkan Korea Selatan dan Amerika Serikat atas situasi tersebut.
Tindakan Kim Jong Un ini tampaknya mencerminkan sikap keras Korut terhadap Korsel dan juga menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap upaya rekonsiliasi dan reunifikasi secara damai antara kedua negara tersebut. Dia bahkan memerintahkan penghapusan simbol-simbol rekonsiliasi antara kedua Korea dari sejarah nasional Korut.
Dengan pidato dan tindakan-tindakannya ini, Kim Jong Un telah memperlihatkan keseriusannya dalam mempertahankan rezimnya dan meningkatkan ketegangan di kawasan. Ini juga menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan hubungan antara Korut dan Korsel, serta implikasi lebih luasnya terhadap stabilitas di Semenanjung Korea dan keamanan regional secara keseluruhan.