BREAKING NEWS
Minggu, 28 September 2025

Pemkot Tangsel Siapkan Anggaran Rp 300 Miliar untuk Program Makan Bergizi Gratis di 2025

BITVonline.com - Rabu, 18 Desember 2024 15:00 WIB
Pemkot Tangsel Siapkan Anggaran Rp 300 Miliar untuk Program Makan Bergizi Gratis di 2025
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

TANGERANG SELATAN – Program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diperkirakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 300 miliar pada tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, usai meninjau uji coba program tersebut di SMPN 19 Tangsel, Jalan Widya Kencana, Ciater, Serpong, pada Rabu (18/12/2024). Pilar menambahkan, Pemkot Tangsel telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 139 miliar dari lima persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk menjalankan program yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto ini.

“Kalau ditotal, mungkin sekitar Rp 300 miliar untuk program makan bergizi gratis selama satu tahun,” kata Pilar. Ia menjelaskan bahwa anggaran Rp 139 miliar tersebut akan digunakan untuk pembiayaan program makan bergizi gratis di tingkat TK, SD, dan SMP, baik di sekolah negeri maupun swasta. Namun, untuk tingkat SMA, Pilar menegaskan bahwa pembiayaan akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten.

Program makan bergizi gratis ini sudah diuji coba di dua sekolah di Tangsel, yakni TK Negeri Pembina 1 dan SMPN 19 Tangsel. Pilar mengungkapkan bahwa pelaksanaan program ini akan dilaksanakan serentak pada tahun 2025, dengan evaluasi di bulan pertama untuk menilai kendala dan kekurangan yang mungkin timbul. “Nanti, pada saat pelaksanaannya semua sekolah akan berjalan serentak. Dalam satu bulan pertama akan ada evaluasi, untuk melihat seperti apa kekurangannya dan apa saja kendalanya,” lanjut Pilar.Meski demikian, Pemkot Tangsel masih menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat untuk memastikan kelancaran program. Pilar juga menyebutkan bahwa evaluasi dari pemerintah pusat akan sangat diperlukan untuk menilai efektivitas program serta mengidentifikasi kekurangan dan kendala yang dihadapi di lapangan. (JOHANSIRAIT)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru