BREAKING NEWS
Rabu, 10 September 2025

Warga Garut Dibayar Rp150 Ribu per Hari Bongkar Amunisi Kedaluwarsa, Minim Pengawasan dan Bahaya Mengintai

Justin Nova - Rabu, 14 Mei 2025 11:58 WIB
Warga Garut Dibayar Rp150 Ribu per Hari Bongkar Amunisi Kedaluwarsa, Minim Pengawasan dan Bahaya Mengintai
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Garut, Jawa Barat – Fakta mengejutkan terungkap pasca ledakan maut amunisi kedaluwarsa di Kampung Cimerak, Desa Sagara, Garut. Sejumlah warga setempat mengaku telah dilibatkan sebagai buruh harian untuk membongkar amunisi usang yang seharusnya ditangani oleh pihak berwenang.

Salah satu kerabat korban, Agus Setiawan, menyebut bahwa warga menerima upah sekitar Rp150.000 per hari untuk membuka selongsong amunisi. "Kami jadi buruh, Pak. Buruh buka selongsong, per hari dibayar Rp150.000," ungkap Agus di rumah duka, Rabu (14/5/2025).

Agus menjelaskan, pekerjaan tersebut bisa berlangsung belasan hari, tergantung banyaknya amunisi yang datang. Selain upah harian, warga juga mengambil logam rongsokan sisa pembongkaran untuk dijual ke pengepul. "Kadang Rp50.000, kadang Rp100.000. Ada iya (pengepulnya)," tambahnya.

Baca Juga:

Aktivitas ini rupanya diatur oleh tokoh masyarakat setempat. Menurut Agus, para "sesepuh" bisa mendapatkan bayaran lebih besar, hingga Rp200.000 per hari.

Insiden ledakan yang terjadi pada Senin (12/5/2025) diduga kuat berkaitan dengan aktivitas pembongkaran amunisi tersebut. Tiga korban tewas dan sejumlah lainnya luka-luka akibat ledakan yang menggemparkan warga sekitar.

Baca Juga:

Pihak TNI dan kepolisian kini tengah menyelidiki asal-usul amunisi dan prosedur pembuangan atau pembongkaran yang melibatkan warga sipil. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun menyatakan akan berkoordinasi dengan pihak militer guna mengusut dugaan pelanggaran prosedur pengelolaan limbah militer di wilayah permukiman.

Insiden ini menyoroti lemahnya pengawasan terhadap amunisi kedaluwarsa, serta pelibatan warga sipil dalam aktivitas berisiko tinggi tanpa pelindung dan pelatihan memadai.

Pemerintah daerah diminta bertindak cepat untuk meninjau ulang standar keamanan dalam pengelolaan limbah bahan peledak, termasuk mencegah praktik serupa di wilayah lain.*

(bs/j006)

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Tragedi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi: Pakar Hukum Sebut Mempelai dan EO Bisa Dijerat Pasal 359 KUHP
Perbedaan Pernyataan Dedi Mulyadi Soal Acara Makan Gratis Sebelum dan Sesudah Tragedi Garut
Sembilan Korban Luka Tragedi Pesta Rakyat Garut Masih Dirawat Intensif di RSUD dr Slamet
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Janji Tanggung Jawab Pendidikan dan Keluarga Korban Tragedi Pernikahan Anak
Tragedi di Resepsi Putra Dedi Mulyadi: 3 Tewas Saat Makan Gratis, Termasuk Seorang Polisi
Anak Korban Ledakan Amunisi di Garut: Ayah Saya Bukan Pemulung, Tapi Bekerja dengan TNI
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru