BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Tensi Politik Meninggi di Korea Selatan Setelah Pemberlakuan Darurat Militer oleh Presiden Yoon Suk-yeol

BITVonline.com - Selasa, 03 Desember 2024 16:30 WIB
65 view
Tensi Politik Meninggi di Korea Selatan Setelah Pemberlakuan Darurat Militer oleh Presiden Yoon Suk-yeol
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Seoul, Korea Selatan – Ketegangan politik yang memuncak di Korea Selatan terlihat jelas pada Selasa (3/12) malam, ketika sejumlah tentara berupaya masuk ke gedung parlemen setelah Presiden Yoon Suk-yeol memberlakukan darurat militer. Upaya tersebut memicu bentrokan antara anggota parlemen dan aparat keamanan di luar gedung parlemen, yang diduga dipicu oleh usaha dari pihak oposisi untuk menghentikan pemberlakuan darurat militer tersebut.

Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer dalam pengarahan yang disiarkan televisi, dengan alasan untuk “memberantas kekuatan pro-Korea Utara dan melindungi tatanan demokrasi konstitusional.” Tindakan ini telah memicu protes keras dari pihak oposisi yang menganggap langkah tersebut sebagai ancaman terhadap stabilitas demokrasi di negara tersebut.Pemberlakuan darurat militer ini terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan politik, dengan sejumlah kelompok oposisi menilai bahwa kebijakan Presiden Yoon cenderung mengarah pada otoritarianisme. Keputusan ini disertai dengan langkah-langkah yang dipertanyakan mengenai kebebasan sipil dan hak-hak politik di Korea Selatan.

Situasi semakin tegang ketika sejumlah tentara berusaha memasuki gedung parlemen, tempat berlangsungnya rapat penting di tengah pengumuman darurat militer. Tidak jelas apa tujuan dari upaya tersebut, tetapi sejumlah laporan menyebutkan bahwa insiden itu berkaitan dengan langkah aparat militer untuk mengamankan gedung parlemen dan mencegah perlawanan dari pihak oposisi.Sementara itu, bentrokan fisik dilaporkan terjadi di luar gedung parlemen antara anggota parlemen dan aparat keamanan. Insiden tersebut semakin memanaskan situasi politik yang sudah dalam ketegangan tinggi, dengan banyak anggota parlemen dari pihak oposisi yang menuntut penghapusan darurat militer dan pembatalan langkah-langkah represif yang diambil pemerintah.

Baca Juga:

Perdana Menteri dan pihak koalisi mendukung keputusan Presiden Yoon, dengan alasan bahwa darurat militer diperlukan untuk memastikan stabilitas negara di tengah ancaman dari kelompok-kelompok yang berpotensi merusak keamanan nasional. Di sisi lain, kelompok oposisi menilai bahwa langkah tersebut hanya akan memperburuk polarisasi politik dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi.Dalam beberapa hari ke depan, dampak dari langkah darurat militer ini akan semakin jelas, terutama dalam hal apakah langkah tersebut akan mempengaruhi jalannya pemerintahan dan kestabilan demokrasi di Korea Selatan. Sementara itu, protes dan aksi demonstrasi di luar gedung parlemen diperkirakan akan terus berlanjut, mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kebijakan Presiden Yoon Suk-yeol.

(JOHANSIRAIT)

Baca Juga:
Tags
beritaTerkait
Eks Ketua PN Jaksel Serahkan Rp6,9 Miliar ke Kejagung, Diduga Suap Kasus Ekspor CPO
PRESEDEN BURUK KOPERASI ANEH
5 ASN di Kolaka Utara Mangkir Kerja hingga 2 Tahun, Tetap Terima Gaji: Satu Diusulkan Dipecat Tidak Hormat
Sambut Hari Bhayangkara ke-79, Polda Aceh Gelar Aksi Bersih Pantai di Ulee Lheue
Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Putin Satu Panggung di SPIEF 2025, Indonesia Jadi Sorotan Dunia
Kapolres Belawan Nonaktif AKBP Oloan Masih Dipatsus, Kasus Penembakan Dua Remaja Tunggu Keputusan Mabes
komentar
beritaTerbaru
PRESEDEN BURUK KOPERASI ANEH

PRESEDEN BURUK KOPERASI ANEH

TAPSEL Pengurus Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Tapanuli Selatan, Irwan Alimuddin Batubara, S.Sos, menyampaikan kepri

Opini