Polda Sumut Ungkap Perkembangan Kasus Kematian Ade Nurul Fadillah, Tidak Ditemukan Bekas Kekerasan

MEDAN –Polda Sumatera Utara (Sumut) mengungkapkan perkembangan terbaru mengenai kasus kematian Ade Nurul Fadillah, seorang calon pramugari berusia 19 tahun yang diduga tewas secara tidak wajar saat menjalani pendidikan di Sumatera Flight Education, Kota Medan. Pihak kepolisian melalui hasil otopsi memastikan bahwa tidak ditemukan bekas kekerasan atau zat beracun yang dapat menjadi penyebab kematian Ade.

Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut, Kompol Bayu Putra Samara, menjelaskan bahwa hasil autopsi forensik menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, maupun kandungan zat beracun. “Intinya berdasarkan autopsi forensik, untuk tanda-tanda kekerasan dan zat beracun, tidak ada,” ungkapnya dalam wawancara melalui telepon seluler pada Jumat (3/1/2025) malam.

Meski demikian, pihak kepolisian tetap mendalami penyebab kematian Ade dan berencana menggelar perkara bersama pihak keluarga serta pihak rumah sakit tempat korban meninggal. “Nantinya kami akan melakukan gelar perkara khusus, dengan pihak rumah sakit tempat korban meninggal, keluarga, dan dengan pihak dokter yang melakukan autopsi, apa sebenarnya (yang menyebabkan meninggal),” tambah Kompol Bayu.

Ade ditemukan meninggal dunia pada Selasa (1/10/2024) saat menjalani pendidikan kursus penerbangan di Sumatera Flight Education. Keluarga korban merasa ada kejanggalan dalam kondisi jenazah Ade. Salah satu kejanggalan yang ditemukan adalah adanya lebam di leher yang diduga akibat dicekik, serta lebam di punggung dan rusuk. Selain itu, jari-jari tangan dan kaki Ade juga tampak membiru. Dugaan awal mengarah pada adanya kekerasan.

Menanggapi hal ini, pihak keluarga yang diwakili oleh penasihat hukumnya, Thomy, melaporkan kejadian ini ke Polda Sumut pada 23 Oktober 2024 dengan nomor laporan STTLP/B/1507/X/2024/SPKT/Polda Sumatera Utara.

Pihak Sumatera Flight Education membantah tuduhan kekerasan yang dilakukan di asrama mereka. “Dugaan korban mengalami kekerasan itu yang kami bantah. Kami adalah tempat pelatihan, bukan akademi,” ungkap Hendra Manatar Sihaloho, kuasa hukum Sumatera Flight Education, dalam keterangannya pada Selasa (29/10/2024).

Menurut Hendra, kronologi kejadian dimulai saat Ade mengeluh sakit kepala di asrama bersama enam temannya. Tiba-tiba, korban menjerit kesakitan dan pingsan. Ade kemudian dibawa ke klinik terdekat oleh pengasuh dan teman-temannya. Namun, tak lama kemudian, korban dinyatakan meninggal.

Sebagai langkah lebih lanjut, Polda Sumut melakukan ekshumasi jasad Ade pada Jumat (1/11/2024) untuk penyelidikan lebih mendalam. Pembongkaran makam dilakukan di pekuburan muslim, Jalan Melati, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

Penyelidikan atas kematian Ade Nurul Fadillah ini terus berlangsung dan pihak kepolisian berkomitmen untuk mengungkap fakta-fakta yang ada demi keadilan bagi korban.

(n/014)