BREAKING NEWS
Selasa, 04 November 2025

Gagal ke Piala Asia U-23 2026, Vanenburg Soroti Dua Masalah Utama di Timnas Indonesia U-23

Raman Krisna - Rabu, 10 September 2025 12:01 WIB
Gagal ke Piala Asia U-23 2026, Vanenburg Soroti Dua Masalah Utama di Timnas Indonesia U-23
Pelatih Timnas Indonesia U-23 Gerald Vanenburg. (foto: geraldvanenburgofficial/ig)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SIDOARJO – Harapan Timnas Indonesia U-23 untuk melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2026 resmi kandas.

Kekalahan tipis 0-1 dari Korea Selatan di laga terakhir Grup J membuat skuad Garuda Muda hanya finis sebagai runner-up dan gagal lolos baik sebagai juara grup maupun dari jalur peringkat kedua terbaik.

Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (9/9/2025) malam WIB, menjadi penentu nasib anak asuh Gerald Vanenburg.

Gol semata wayang yang dicetak Hwang Do-yoon pada menit ke-7 menjadi pembeda sekaligus akhir perjalanan Indonesia di babak kualifikasi.

Dalam sesi konferensi pers seusai pertandingan, pelatih Gerald Vanenburg menilai skuadnya sebenarnya mampu mengimbangi permainan Korea Selatan.

Namun, dua hal krusial menjadi ganjalan utama: fisik dan minimnya jam terbang kompetitif pemain.

"Kalau melihat pertandingan malam ini, sebenarnya kita sudah bisa melakukan banyak hal. Hanya saja memang belum berhasil," ujar Vanenburg.

Ia menjelaskan bahwa sejak menit ke-60, para pemain mulai terlihat kelelahan dan kesulitan mengimbangi intensitas permainan lawan.

Menurutnya, kondisi ini disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar pemain tidak aktif bermain di kompetisi secara reguler.

"Pemain kita tidak bermain di kompetisi, jadi saat menghadapi tim seperti Korea yang fisiknya sangat bagus, kita mulai mengalami kendala fisik," lanjutnya.

Selain fisik, Vanenburg juga menyoroti kurangnya kreativitas dalam membangun serangan.

Ia menilai permainan bola-bola atas tak efektif menghadapi pemain Korea Selatan yang unggul dalam postur dan duel udara.

"Melawan tim seperti Korea, bola-bola atas sulit berhasil. Kita harus kembali ke dasar, mainkan bola dengan baik, dan berpikir kreatif antarlini," ujarnya.

Menurut Vanenburg, penguasaan taktik dan kecerdasan bermain hanya bisa dibentuk lewat pengalaman bermain secara rutin.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menit bermain di level klub bagi para pemain muda.

"Ini dua hal yang harus dibicarakan. Fisik dan jam terbang. Kalau pemain ini kembali ke klubnya, mereka harus bermain secara reguler agar saat menghadapi turnamen seperti ini, mereka sudah siap," pungkasnya.

Kegagalan di kualifikasi Piala Asia U-23 ini membuka ruang evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan pemain muda di Indonesia.

Minimnya kompetisi usia muda yang konsisten, serta belum meratanya kesempatan bermain di level klub, menjadi pekerjaan rumah besar bagi PSSI dan stakeholder sepak bola nasional.*

(d/a008)

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru