BREAKING NEWS
Kamis, 17 Juli 2025

Dunia Menonton Pemusnahan Palestina oleh Israel dan AS

Redaksi - Rabu, 21 Mei 2025 07:32 WIB
121 view
Dunia Menonton Pemusnahan Palestina oleh Israel dan AS
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Oleh:Smith Alhadar

LAMA menahan diri tentang tujuan perang di Gaza dan Tepi Barat, pada 19 Mei PM Israel Benjamin Netanyahu mengaku Israel akan menduduki enklave itu secara permanen dengan mendeportasi 2,3 juta warganya ke negara lain. Israel pun berniat menganeksasi Tepi Barat. Ide ini didukung Presiden AS Donald Trump. Ketika melawat empat hari (13-16 Mei) ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, Trump menyatakan warga Palestina di Gaza akan dideportasi ke Libia.

Bila sebelumnya Trump menyatakan akan merelokasi ke Mesir, Yordania, dan Indonesia, serta menjadikan Gaza sebagai Riviera of Middle East (detinasi wisata air angat Timteng), kali ini ia menegaskan Gaza akan dijadikan 'zona kebebasan' (freedom zone). Libia adalah negara dengan wilayah yang sangat luas jika dibandingkan dengan populasinya yang kecil. Sejak Arab Spring 2011 yang menjatuhkan Muammar Qaddafy, Libia terbagi ke dalam dua zona dengan pemerintahan masing-masing.

Pemerintahan wilayah timur yang berbasis di Tobruk adalah Dewan Perwakilan Rakyat pimpinan Khalifah Haftar. Sementara Pemerintahan Persatuan Nasional yang diakui PBB berkedudukan di Tripoli. Ketua Dewan Kepresidenannya ialah Mohammed al-Menfi.

Konflik Libia sulit diselesaikan karena banyak negara, baik negara Timteng maupun Barat, terlibat dalam konflik dan dukung-mendukung. UEA diketahui mendukung Khalifah Haftar, sekaligus mendukung deportasi warga Gaza. Apakah dengan demikian telah ada kesepakatan UEA dengan Haftar untuk menampung warga Palestina?

Trump juga mendukung gagasan Israel mengambil alih pendistribusian pangan dari tangan PBB. Ia mendirikan Yayasan Kemanusiaan Gaza asal AS untuk mengambil alih tugas itu di bawah pengawasan tantara Israel. Serta-merta gagasan ini ditolak PBB urusan kemanusiaan. Karena, sesuai hukum internasional, penyaluran logistik ke wilayah perang harus dilakukan oleh entitas yang tidak parsial, netral, dan independen. PBB sendiri mampu melakukannya dan memiliki pangan yang cukup untuk didistribusikan asalkan blokade Israel dicabut.

Dus, Israel dan AS tidak dibenarkan melakukannya, karena mereka terlibat konflik kepentingan. Memang bila hal itu terjadi, Israel dan AS akan menjadikannya senjata demi mencapai kepentingan mereka sendiri. Apalagi Israel hanya akan mendirikan tempat penyaluran di tempat-tempat tertentu yang sulit untuk dijangkau semua warga Gaza. Lalu, Israel akan merayu mereka dengan makanan untuk bersedia dideportasi. Yang juga penting untuk disebutkan, PBB khawatir Israel dan AS akan menciptakan preseden yang berpotensi merusak fungsi PBB dalam hal ini.

TRUMP DI TIMTENG

Posisi Trump yang berpihak kepada Netanyahu ini cukup mengejutkan. Toh, menjelang lawatannya ke Timteng muncul spekulasi bahwa bakal ada kejutan dalam kunjungan Trump berdasarkan fakta bahwa ia jengkel kepada Netanyahu yang terus membombardir Gaza, melakukan genosida, menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk menundukkan Hamas, merampas tanah Palestina di Tepi Barat, dan melakukan ethnic cleansing. Lalu, beberapa hari sebelum bertolak ke Timteng, Trump membuat kesepakatan damai dengan milisi Houthi di Yaman tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan Israel.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru