
Warga Senior Kuta Gelar Perayaan HUT ke-80 RI di Pantai Jerman dengan Semangat Nasionalisme
KUTA, BALI Semangat nasionalisme tidak padam meski usia telah memasuki masa lanjut. Tiga organisasi warga senior yakni Werda Bungan Sand
BeritaAchmad Mochtar lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat. Ayahnya seorang guru. Guru yang sangat hebat. Saking hebatnya sampai masuk koran-koran di zaman itu. Koran berbahasa Belanda.
Sang ayah tugasnya berpindah-pindah. Sampai ke Sumsel. Terakhir di Muara Enim. Lalu menyekolahkan Achmad Mochtar ke Jakarta.
Baca Juga:
Lulus setingkat SMA, Achmad Mochtar masuk sekolah kedokteran Belanda di Jakarta: Stovia.
Zaman itu pendidikan dokter harus sembilan tahun. Achmad Mochtar lulus tepat waktu: 1916. Begitu jadi dokter, Achmad Mochtar ditugaskan ke pedalaman Sumatera Utara. Di Panyabungan. Di dekat Padang Sidempuan.
Baca Juga:
Di Panyabungan itulah Achmad Mochtar bertemu peneliti Belanda: W.A.P Schüffner. Si Belanda sedang meneliti penyakit malaria. Ia melihat kemampuan dan kepintaran Achmad Mochtar. Ia pun membuat rekomendasi ke pemerintah Belanda: agar Achmad Mochtar bisa meraih gelar doktor di Belanda. Achmad Mochtar sendiri lantas menganggap W.A.P Schüffner sebagai mentornya.
Di Amsterdam, dr Achmad Mochtar berhasil mencapai gelar doktor. Tahun 1927 --tepat di saat itu di Surabaya lahir Persebaya --Soerabhaiasche Indische Voetbal Bond (SIVB).
Dalam disertasi doktornya, Achmad Mochtar menyangkal menemukan sebelumnya bahwa leptospira sebagai penyebab demam kuning.
Tahun itu juga Achmad Mochtar kembali ke Hindia Belanda dan melanjutkan penelitian tentang leptospirosis. Yakni penyakit menular akibat gigitan nyamuk dan lingkungan yang kotor.
Sayang sekali Achmad Mochtar tewas dipancung Jepang. Seorang ahli sejarah asal Inggris menilai ia layak mendapat hadiah Nobel.
Belakangan, di masa damai, barulah ketahuan: tuduhan Jepang itu salah. Jepang hanya cari kambing hitam. Agar ada yang harus bersalah. Belakangan diketahui bahwa vaksin yang disuntikkan itu telah tercemar. Penyebabnya: kurang hati-hati dalam pengirimannya. Kurang aman.
Yang mengirim vaksin itu tentara Jepang sendiri. Mereka tidak tahu prosedur yang benar bagaimana mengirimkan vaksin.
Ilmuwan yang begitu hebat telah jadi korban kambing hitam. Tragis sekali. Dihukum pancung.
KUTA, BALI Semangat nasionalisme tidak padam meski usia telah memasuki masa lanjut. Tiga organisasi warga senior yakni Werda Bungan Sand
BeritaPenulis Oleh Hangga Oftafandany SHPangkalpinang Ini bukan konspirasi pemakzulan, ini konspirasi kriminalisasi dipusaran penetapan tersangk
OpiniBALIGE Tepat di Hari Ulang Tahun ke80 Republik Indonesia, Sabtu (17/8/2025), Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) sukses meng
OlahragaJAKARTA Ketua DPR RI Puan Maharani membantah kabar yang menyebut adanya kenaikan gaji anggota DPR RI menjadi Rp 3 juta per hari atau sek
NasionalMEDAN Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan India, Grand Mercure Angkasa Medan, bagian dari jaringan Accor Hotels, menggelar acara sp
Seni dan BudayaMEDAN Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang menolak peserta BPJS Kesehatan untuk berobat, merupaka t
KesehatanBINJAI Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke80 Kemerdekaan Republik Indonesia, sebanyak 1.227 narapidana di Lembaga Pemasyarakata
PemerintahanJAKARTA Karnaval peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke80 Republik Indonesia resmi dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto di kawasan Monumen
NasionalJEMBARANA Wakil Kepala Kepolisian Resor (Waka Polres) Jembrana, Kompol I Ketut Darta, S.H., M.H., menghadiri Upacara Pengibaran Bendera Me
NasionalJAKARTA Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyoroti momen kebersamaan tiga Presiden Republik IndonesiaSusilo
Nasional