BITVONLINE.COM –Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Artery Disease atau PAD) adalah kondisi medis serius yang ditandai dengan penyempitan arteri perifer yang membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lainnya, terutama ke lengan dan kaki. Penyempitan ini umumnya disebabkan oleh penumpukan plak lemak di dinding arteri, suatu kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis. Aterosklerosis menyebabkan arteri menjadi semakin sempit, membatasi aliran darah dan mengurangi suplai darah ke ekstremitas tubuh, yang dapat menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
2. Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab utama PAD adalah aterosklerosis, di mana plak lemak, kolesterol, dan bahan lainnya menumpuk di dinding arteri. Penumpukan ini menyebabkan arteri menyempit dan mengurangi aliran darah ke bagian tubuh yang terkena. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan PAD meliputi:
Penggunaan Tembakau: Penggunaan tembakau adalah faktor risiko paling signifikan untuk PAD. Sekitar 80 persen penderita PAD adalah perokok atau mantan perokok. Penggunaan tembakau dapat meningkatkan risiko PAD hingga 400 persen dan dapat menyebabkan gejala PAD muncul lebih awal.
Diabetes: Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena PAD. Diabetes dapat merusak dinding arteri dan memperburuk aterosklerosis.
Usia: Risiko PAD meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.
Ras: Ras Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi terkena PAD dibandingkan ras lainnya.
Riwayat Penyakit Jantung atau Pembuluh Darah: Memiliki riwayat penyakit jantung atau pembuluh darah, baik secara pribadi maupun dalam keluarga, dapat meningkatkan risiko PAD.
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Tekanan darah tinggi dapat mempercepat kerusakan arteri.
Kolesterol Tinggi (Hiperlipidemia): Kadar kolesterol tinggi dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri.
Obesitas Perut: Kelebihan berat badan, terutama di area perut, dapat meningkatkan risiko PAD.
Gangguan Pembekuan Darah: Kondisi yang mempengaruhi pembekuan darah dapat memperburuk PAD.
Penyakit Ginjal: Penderita penyakit ginjal memiliki risiko PAD lebih tinggi dan dapat mengalami komplikasi tambahan.
PAD sering kali berhubungan dengan penyakit arteri koroner. Seseorang yang memiliki PAD berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung, stroke, atau serangan iskemik transien (mini stroke).
Banyak orang dengan PAD mungkin tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa gejala yang umum terjadi meliputi:
Klaudikasio: Nyeri otot atau kram di kaki atau lengan yang muncul saat beraktivitas dan hilang saat istirahat. Nyeri ini sering dirasakan di betis dan dapat bervariasi dari ringan hingga berat.
Rasa Dingin: Kaki bagian bawah atau kaki terasa dingin, terutama dibandingkan dengan sisi tubuh lainnya.
Kaki Mati Rasa: Rasa mati atau kelemahan di kaki.
Denyut Nadi Lemah: Tidak ada denyut nadi atau denyut nadi yang sangat lemah di tungkai atau kaki.
Kram Nyeri: Kram yang menyakitkan di otot pinggul, paha, atau betis setelah aktivitas tertentu.
Perubahan Kulit: Kulit di kaki mengilap, perubahan warna kulit, atau pertumbuhan kuku kaki yang lambat.
Luka yang Tidak Sembuh: Luka pada jari kaki, telapak kaki, atau tungkai yang tidak kunjung sembuh.
Disfungsi Ereksi: Pada pria, PAD dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Jika PAD semakin parah, nyeri bisa terjadi saat istirahat dan mengganggu tidur. Menggantungkan kaki atau berjalan bisa meredakan nyeri untuk sementara.
4. Diagnosis PAD
PAD dapat didiagnosis melalui berbagai tes non-invasif. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:
Indeks Pergelangan Kaki-Brasial (ABI): Tes ini mengukur dan membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan. ABI yang rendah menunjukkan penurunan tekanan darah di arteri kaki, yang mengindikasikan adanya PAD.
Plethysmography: Menggunakan manset yang dipompa udara untuk mengukur tekanan nadi di kaki. Penurunan tekanan nadi menunjukkan adanya penyumbatan arteri.
Ultrasonografi Dupleks: Tes ultrasonografi yang menilai aliran darah di arteri. Penurunan aliran darah yang tiba-tiba menunjukkan adanya penyumbatan.
5. Komplikasi PAD
Jika tidak diobati, PAD dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk:
Amputasi: Pada kasus berat, terutama pada penderita diabetes, amputasi mungkin diperlukan jika infeksi atau gangren berkembang.
Penyakit Pembuluh Darah Lainnya: PAD sering kali terjadi bersamaan dengan aterosklerosis di bagian tubuh lainnya, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
6. Pengobatan PAD
Pengobatan PAD melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan prosedur medis. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
Mengendalikan Kolesterol dan Tekanan Darah: Pengobatan untuk menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah dapat membantu mencegah perkembangan PAD.
Mengontrol Kadar Gula Darah: Terutama penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Diet Sehat: Makan makanan rendah lemak dan gula, serta mengonsumsi buah dan sayuran segar.
Olahraga Rutin: Aktivitas fisik membantu meningkatkan aliran darah dan mengurangi gejala PAD.
Berhenti Merokok: Menghindari tembakau dapat mengurangi risiko PAD dan komplikasinya.
Prosedur Medis: Seperti angioplasti, di mana balon kecil digunakan untuk melebarkan arteri yang menyempit, atau cangkok bypass untuk mengalihkan aliran darah di sekitar arteri yang tersumbat.
Obat-obatan: Obat seperti cilostazol, pentoxifylline, aspirin, dan obat anti pembekuan darah dapat membantu meredakan gejala dan meningkatkan sirkulasi.
7. Pencegahan PAD
Untuk mencegah PAD, pertimbangkan langkah-langkah berikut:
Kelola Berat Badan: Pertahankan berat badan yang sehat.
Diet Sehat: Makan makanan rendah lemak dan gula, serta konsumsi buah dan sayuran.
Hindari Tembakau: Jangan menggunakan produk tembakau.
Olahraga Teratur: Lakukan aktivitas fisik selama 30 menit hampir setiap hari.
Diskusikan Risiko: Jika memiliki penyakit jantung atau faktor risiko lain, bicarakan dengan dokter mengenai risiko PAD.
Dengan diagnosis dini, perubahan gaya hidup, dan pengobatan yang tepat, PAD dapat dikelola dengan baik dan risiko komplikasi dapat dikurangi secara signifikan. Jika mengalami gejala atau memiliki faktor risiko PAD, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut.
Penyakit Arteri Perifer (PAD): Panduan Lengkap tentang Penyempitan Arteri dan Dampaknya