JAKARTA -Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memberikan tanggapan terkait banjir yang melanda Jabodetabek beberapa waktu lalu, yang disebabkan oleh curah hujan ekstrem.
Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PU, Lilik Retno Cahyadiningsih, menyampaikan bahwa Bendungan Ciawi dan Sukamahi sudah menunjukkan kinerja yang luar biasa dalam menangani aliran air, meski tidak mampu menampung semua curah hujan yang turun dalam jumlah sangat besar.
Lilik menjelaskan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta, bahwa kedua bendungan tersebut mampu menahan lebih dari 2 juta meter kubik air dari Bendungan Ciawi dan 0,3 juta meter kubik dari Bendungan Sukamahi.
Meski demikian, curah hujan yang melebihi 350 mm per hari sangat ekstrem, jauh melebihi kapasitas daya tampung bendungan tersebut.
"Kenapa terjadi masih banjir? Karena di bawahnya memang curah hujannya sangat ekstrem. Curah hujan yang terjadi melebihi 150 mm kubik per hari, bahkan mencapai 356 mm kubik per hari," ujar Lilik.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, Kementerian PU berencana membangun kolam retensi di Bekasi untuk mengurangi dampak banjir di masa mendatang.
Namun, proyek tersebut saat ini belum memasuki tahap pendanaan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana untuk mengevaluasi efektivitas kedua bendungan ini setelah banjir bandang yang melanda Jabodetabek.
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa bendungan yang diresmikan pada 2022 lalu memang dibangun untuk mengendalikan banjir di Jakarta.
Namun, apabila curah hujan sangat besar, kapasitas bendungan tetap terbatas.
"Mau tidak mau air harus keluar dan kemarin saya mendapatkan informasi intensitas hujan sangat tinggi sekali," kata Jokowi dalam pernyataannya.