MAGELANG -Sunhaji (38), pedagang es teh yang sempat disinggung oleh Gus Miftah, Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama, mengaku sempat merasa tersinggung atas ucapan pendakwah tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa kini dirinya sudah memaafkan Gus Miftah dan menganggap kejadian itu sebagai hal yang biasa.
“Ya tersinggung tapi nggak papa, sudah biasa. Sekarang sudah saling memaafkan,” ujar Sunhaji saat ditemui di kediamannya di Magelang, Rabu (4/12/2024). Gus Miftah sendiri telah menemui Sunhaji di kediamannya pagi tadi untuk meminta maaf secara langsung. Dalam kesempatan tersebut, Gus Miftah berjanji akan menggelar pengajian di desa Sunhaji pada 17 Desember 2024.
“Sudah saling memaafkan tidak ada masalah, mau ngaji di sini kalau nggak salah besok tanggal 17 (Desember 2024),” jelas Sunhaji.
Sunhaji mengungkapkan bahwa ia tidak pernah menyangka videonya akan viral di media sosial. Menurutnya, kejadian tersebut terjadi begitu saja, tanpa ada prasangka sebelumnya. “Tadi malam itu saya didatangi banyak orang. Lho ini ono opo kok ono wong pirang-pirang, pada salaman pada mengucapkan selamat. Kulo mboten ngertos ajeng kaya niki, viral,” ujar Sunhaji, yang mengaku tidak memiliki ponsel.
Ia juga merasa bersyukur karena banyak bantuan yang datang kepadanya setelah kejadian tersebut. Meski demikian, Sunhaji tetap ingin melanjutkan profesinya sebagai pedagang es teh. “Saya bersyukur berterimakasih kepada banyak pihak. Saya inginnya tetap jualan, kuliner entah itu mangkal atau gimana, yang penting saya kembali ke jualan lagi,” ungkapnya.
Sunhaji bercerita bahwa ia sudah berjualan es teh selama setahun terakhir, khususnya saat ada acara selawatan atau pengajian. Sebelumnya, ia bekerja sebagai buruh angkut kayu, namun setelah mengalami cedera patah tangan, ia terpaksa meninggalkan pekerjaan tersebut. “Sadean Le Minerale sama es teh di selawatan, terus macul di sawah (petani), dulu blandong tapi sekarang tangannya sudah nggak kuat lagi,” cerita Sunhaji.
Ia juga mengenang saat kejadian di lapangan Mungkid beberapa hari lalu, di mana saat itu ia baru menjual lima gelas es teh. Meskipun demikian, ia tetap semangat untuk terus berjualan, karena hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.
Mengenai tawaran umrah yang datang kepadanya setelah kejadian tersebut, Sunhaji mengungkapkan bahwa ia belum memutuskan apakah akan berangkat atau tidak. “Belum ada jawaban dari saya, saya tanya dulu ke kakak saya dan perangkat desa,” ujarnya.
Kisah Sunhaji ini menunjukkan semangat juang seorang pedagang yang tidak mudah patah semangat meski menghadapi ujian, serta sikap saling memaafkan antara dirinya dan Gus Miftah setelah insiden yang terjadi.
(N/014)
Pedagang Es Teh Sunhaji Tersinggung Namun Sudah Memaafkan Gus Miftah