BREAKING NEWS
Sabtu, 14 Juni 2025

Inflasi dan Gejolak Politik Perburuk Kondisi Ekonomi Korea Selatan, Won Anjlok ke Level Terendah dalam 16 Tahun

BITVonline.com - Selasa, 31 Desember 2024 11:05 WIB
61 view
Inflasi dan Gejolak Politik Perburuk Kondisi Ekonomi Korea Selatan, Won Anjlok ke Level Terendah dalam 16 Tahun
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SEOUL – Inflasi bulanan Korea Selatan (Korsel) meningkat signifikan pada Desember 2024, menambah beban terhadap perekonomian yang sudah terpengaruh oleh gejolak politik pasca pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Dalam laporan terbaru dari Korea Times, harga konsumen mengalami kenaikan 1,9 persen secara bulanan dan 2,3 persen secara tahunan, menjadi lonjakan tercepat dalam empat bulan terakhir. Kenaikan inflasi ini dipicu oleh tingginya harga makanan dan minuman non-alkohol yang melonjak sebesar 2,5 persen, diikuti oleh biaya hiburan yang naik 1,2 persen, serta lonjakan harga utilitas yang mencapai 1,7 persen.  Meskipun kenaikan inflasi ini masih sedikit lebih rendah dibandingkan dengan prediksi Bank Sentral Korea yang memperkirakan inflasi di angka 2 persen, dampaknya terhadap perekonomian dirasakan cukup signifikan.

Kekhawatiran muncul bahwa lonjakan inflasi ini dapat memperketat kebijakan moneter, membatasi ruang bagi Bank of Korea untuk mengurangi suku bunga acuannya, setelah pemotongan berturut-turut pada Oktober dan November 2024. Hal ini berpotensi memperburuk kondisi ekonomi yang sedang lesu, ditambah dengan ketidakpastian politik yang menyusul pemberlakuan darurat militer singkat oleh Presiden Yoon Suk Yeol pasca pemakzulan. Tak hanya inflasi, gejolak politik juga berdampak pada pergerakan mata uang Won. Setelah mengalami penurunan tajam, Won ditutup pada level 1.467,5 per dolar AS, atau turun sekitar 2,7 won dari sesi sebelumnya.  Nilai ini merupakan yang terendah sejak 13 Maret 2009, saat krisis keuangan global mengguncang perekonomian dunia. Selain itu, pasar saham Korea Selatan juga tercatat mengalami penurunan, dengan indeks KOSPI turun 0,3 persen dan indeks Kosdaq merosot 0,41 persen.

Kecelakaan pesawat Jeju Air yang terjadi pada akhir pekan lalu, yang menewaskan 178 penumpang, semakin memperburuk sentimen konsumen, dengan pemerintah mengumumkan masa berkabung hingga 4 Januari 2025. Menanggapi situasi ini, Bank Sentral Korea Selatan telah memobilisasi dana darurat sebesar 10 triliun won (sekitar 7 miliar dolar AS) untuk menstabilkan pasar saham dan mata uang. Otoritas keuangan juga siap menyuntikkan likuiditas tambahan ke pasar jika diperlukan. Menteri Keuangan, Choi Sang-mok, berjanji bahwa pemerintah akan terus mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan nilai tukar. Analis ekonomi, Ahn Jae-kyun dari Shinhan Investment, menyebutkan bahwa Januari 2025 mungkin merupakan waktu yang tepat bagi Bank of Korea untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, mengingat penurunan produksi dan konsumsi yang terjadi.

Baca Juga:

(christie)

Baca Juga:
Tags
beritaTerkait
AWaSI Jambi Bergerak! Gelar Aksi Empat Hari Tuntut Keterbukaan Informasi Publik di Daerah
Satresnarkoba Polres Tapsel Bekuk Pengedar Sabu di Desa Parsariran, Tapsel
11 Jemaah Haji Asal Jatim Diduga Terpapar Covid-19 Usai Tiba di Debarkasi Surabaya
Patrick Walujo Bungkam Soal Danantara, Isu Investasi GOTO-Grab Kian Menguat
Proyek Fiktif Dinas Pendidikan: Warga Way Kanan Ditangkap Usai Tipu Korban Rp570 Juta
Bupati Deli Serdang Buka Muscab Pramuka 2025: Tegaskan Pramuka Tak Boleh Terseret Politik Praktis
komentar
beritaTerbaru