MEDAN, KARO– Warga Kabupaten Karo, khususnya yang tinggal di kawasan Berastagi, mengungkapkan keluhan terkait penataan wilayah yang dinilai semrawut, khususnya di sekitar Jalan Veteran. Kawasan tersebut menjadi sorotan karena setiap akhir pekan, trotoar yang seharusnya digunakan oleh pejalan kaki justru disulap menjadi lapak jualan oleh pedagang mingguan. Para pedagang tersebut menutup sebagian besar trotoar, membuat jalur pejalan kaki sempit dan tidak nyaman.
Penataan kawasan Berastagi yang terkesan asal-asalan ini mengundang protes, terutama di sepanjang jalan dari Tugu Kol hingga simpang Bioskop Ria. Para pedagang yang berjualan setiap hari Minggu, mulai dari pakaian, makanan, aksesoris, hingga perabotan rumah tangga, menyita sebagian besar ruang trotoar, sehingga pejalan kaki harus berjalan di badan jalan yang rentan dengan bahaya lalu lintas.
Ardy Tarigan, seorang warga yang melintas di kawasan tersebut, menyampaikan keluhannya tentang kondisi trotoar yang tertutup lapak pedagang. “Sebenarnya tidak masalah kalau mereka berjualan, tetapi jangan sampai mengabaikan hak orang lain. Kita jadi kesulitan berjalan karena trotoar yang harusnya bisa dilalui dengan dua arah, sekarang hanya bisa dipakai satu arah,” ujarnya.
Menurut Ardy, situasi ini semakin parah pada akhir pekan, di mana tidak ada pembatasan yang jelas antara kawasan jalan dan trotoar. Akibatnya, pejalan kaki sering kali terpaksa berjalan di badan jalan yang rentan dengan kendaraan yang melintas, terutama di jam-jam sibuk.
Selain itu, Yusuf, warga lain yang sering berkunjung ke Berastagi, juga menilai penataan kawasan ini semakin mengurangi kenyamanan kawasan wisata. “Berastagi adalah ikon pariwisata Kabupaten Karo. Namun, dengan kondisi yang seperti ini, kawasan ini menjadi kurang etis, apalagi bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan kota. Seharusnya penataan kawasan ini memperhatikan estetika dan kenyamanan pejalan kaki,” ungkap Yusuf.
Sejumlah warga mengaku kecewa dengan Pemkab Karo yang dinilai kurang serius menangani masalah penataan kawasan wisata ini. Mereka berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah untuk menata ulang trotoar dan mengatur keberadaan pedagang agar tidak mengganggu fasilitas umum.
Seiring berkembangnya pariwisata di Berastagi, para warga berharap agar Pemkab Karo segera mengambil langkah strategis dalam merencanakan penataan kota yang lebih baik, memperhatikan kenyamanan pejalan kaki, serta meningkatkan keindahan kawasan untuk mendukung citra pariwisata Kabupaten Karo.
Hingga berita ini diturunkan, Pemkab Karo belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan yang disampaikan warga. Namun, sejumlah pihak menyarankan agar Pemkab Karo segera memperbaiki tata letak kawasan wisata, termasuk penataan trotoar dan pengaturan lapak pedagang untuk memastikan kenyamanan baik bagi pejalan kaki maupun para wisatawan yang datang.
(JOHANSIRAIT)
Trotoar Berastagi Tertutup Pedagang, Warga Keluhkan Penataan Semrawut