
1.000 Pelajar Ikuti Lomba Kreasi Formasi Pemuda 2025 di Medan, Perebutkan Piala Wali Kota
MEDAN sebanyak 1.000 pelajar dari 27 sekolah setingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah berpartisipasi dalam Lomba Kreasi Formasi (Kreafor) Pemuda
PendidikanJAKARTA - Sebuah temuan mengejutkan dari makam seorang bangsawan Prancis abad ke-17 membuka tabir praktik perawatan gigi kuno yang ekstrem.
Anne d'Alégre, seorang aristokrat yang meninggal pada tahun 1619, diketahui menggunakan kawat emas dan gigi palsu dari gading gajah untuk mempertahankan penampilannya.
Jasad d'Alégre ditemukan dalam peti timah saat penggalian arkeologi di Château de Laval, barat laut Prancis, pada tahun 1988.
Namun baru 30 tahun kemudian, ilmuwan berhasil melakukan pemindaian canggih menggunakan teknologi Cone Beam CT untuk mengungkap kondisi medis serta teknik perawatan gigi yang ia gunakan.
Gigi Palsu dan Kawat Emas
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports mengungkap bahwa d'Alégre menderita penyakit periodontal — kondisi peradangan gusi yang menyebabkan gigi longgar atau tanggal. Untuk mengatasi hal itu, ia menggunakan kawat emas untuk menahan dan menyatukan gigi-giginya yang goyang.
Tak hanya itu, gigi palsu milik d'Alégre terbuat dari gading gajah, bukan gading kuda nil yang lebih umum di masa itu. Hal ini menunjukkan tingginya status sosial dan keinginan menjaga penampilan, bahkan dengan cara menyakitkan dan berisiko.
Menurut Rozen Colleter, arkeolog dari Institut Nasional Prancis untuk Penelitian Arkeologi Preventif, penggunaan kawat emas justru memperburuk kondisi mulut d'Alégre. Kawat itu kemungkinan harus dikencangkan secara rutin, yang dapat merusak gigi di sekitarnya.
"Alih-alih membantu, penggunaan kawat emas justru meningkatkan ketidakstabilan gigi. Tapi dalam konteks sosial saat itu, menjaga penampilan berarti segalanya," ungkap Colleter.
Hidup di Tengah Perang dan Tekanan Sosial
Anne d'Alégre bukan hanya menghadapi masalah kesehatan. Ia hidup di masa yang penuh konflik. Sebagai seorang Huguenot (penganut Protestan), ia terlibat dalam Perang Agama Prancis yang memecah belah bangsa pada akhir 1500-an. Pada usia 21 tahun, ia sudah menjadi janda dengan seorang anak, Guy XX de Laval.
Ketika Perang Agama memuncak, ia dan anaknya terpaksa bersembunyi dari pasukan Katolik, sementara properti keluarganya disita oleh kerajaan.
Setelah menjadi janda untuk kedua kalinya, Anne d'Alégre meninggal dalam usia 54 tahun karena sakit. Temuan pada giginya memperlihatkan betapa beratnya tekanan sosial dan psikologis yang ia alami selama hidupnya.
Penemuan ini membuka jendela baru dalam pemahaman sejarah kesehatan mulut, standar kecantikan, dan tekanan sosial di masa lalu — bahkan dari dalam liang lahat.*
MEDAN sebanyak 1.000 pelajar dari 27 sekolah setingkat SMA/SMK/Madrasah Aliyah berpartisipasi dalam Lomba Kreasi Formasi (Kreafor) Pemuda
PendidikanJAKARTA Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat koordinasi besar terkait insiden keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG
KesehatanJakarta Barat Kebakaran permukiman terjadi di Jalan Gang Langgar 1, nomor 4, RT 4/RW 06, Taman Sari, Minggu (28/9/2024). Hingga pukul 15
PeristiwaSOLO Laga pekan ketujuh Super League 20252026 mempertemukan Persis Solo melawan Arema FC di Stadion Manahan, Minggu (28/9/2025) pukul 15.
OlahragaJAKARTA Akhir pekan ini, sejumlah pengguna WhatsApp berkesempatan menerima saldo DANA gratis hingga Rp151.000 melalui beberapa aplikasi pe
EkonomiJAKARTA Game penghasil uang Happy Block kembali menjadi sorotan karena memungkinkan penggunanya menerima saldo DANA gratis hingga Rp377.00
EkonomiACEH Komunitas Inisiatif Konservasi Hutan Wakaf (IKHW) menggelar kegiatan Hari Menanam Hutan Wakaf di kawasan Hutan Wakaf Jantho, Aceh Bes
Pertanian AgribisnisLANGKAT Bupati Langkat, Syah Afandin, melayat ke rumah duka mantan Bupati Langkat dua periode, H Ngogesa Sitepu, sekaligus menaburkan bung
NasionalJEPANG Marc Marquez resmi menjadi juara dunia MotoGP 2025 setelah finis di posisi kedua pada MotoGP Jepang 2025, yang digelar di Sirkuit M
OlahragaJAKARTA PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) kembali menggelar Anugerah Pewarta Energi Kalimantan (APEKA) 2025, sebagai bentuk apresiasi bagi
Nasional