JAKARTA - Prof. Dr. H. Yusril Ihza Mahendra, SH, M.Sc resmi ditetapkan sebagai Ketua Dewan Penasihat Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) periode 2023-2028. Penetapan tersebut disampaikan melalui Surat Keputusan (SK) yang diserahkan langsung oleh Ketua Umum PB MABMI, Prof. Dr. H. OK Saidin SH, MHum, di Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Yusril, putra Melayu asal Manggar, Belitung Timur, yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan dalam Kabinet Presiden Prabowo Subianto, menyatakan menerima dengan baik amanah tersebut. Ia dikenal sebagai tokoh yang kerap mengenakan busana adat Melayu Teluk Belanga dalam berbagai acara resmi maupun keagamaan.Hadir mendampingi Ketua Umum PB MABMI dalam penyerahan SK antara lain Sekretaris Umum Dr. H. Milhan Yusuf MA, serta jajaran Ketua Departemen Datuq Adil Freddy Haberham SE dan Asro Kamal Rokan.
Selain Yusril, jajaran Dewan Penasihat PB MABMI periode 2023-2028 juga beranggotakan sejumlah tokoh terkemuka, seperti Dr. H. Musa Rajekshah M.Hum, Dr. H. Rahmat Shah, Mayjen (Purn) Hasyim, dan Prof. Dr. Mohammad Hatta. Sementara itu, Dewan Pakar diketuai Prof. Dr. Djohar Arifin Husin.Dalam kesempatan itu, Prof. OK Saidin juga menyinggung sejarah kelahiran MABMI yang didirikan pada Juni 1971 di Istana Maimoon, Medan. MABMI lahir dengan semangat mengembalikan harkat dan martabat masyarakat Melayu Sumatera Timur yang porak-poranda akibat Revolusi Sosial 1946, ketika para bangsawan Melayu dibunuh, istana dibakar, dan tanah-tanah kesultanan dirampas.
Tragedi itu juga menelan korban sastrawan besar Indonesia asal Langkat, Tengku Amir Hamzah, yang tubuh dan kepalanya ditemukan terpisah. PB MABMI, menurut Saidin, akan menulis buku sejarah untuk merekam peristiwa kelam tersebut berdasarkan bukti-bukti dan penelitian para sejarawan.Yusril sendiri dalam beberapa kesempatan menunjukkan kepeduliannya pada sejarah Melayu. Ia sempat berziarah ke makam Amir Hamzah di Tanjung Pura, Langkat, dan membaca literatur mengenai Revolusi Sosial. "Sebaiknya sejarah itu ditulis oleh para sejarawan dan peneliti," kata Yusril.*
Editor
: Justin Nova
Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra Terima SK Ketua Dewan Penasihat PB MABMI