Menlu Retno Berulang Kali Coba Masuk Palestina, tapi Selalu Ditolak Israel

JAKARTA -Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, telah berulang kali mencoba untuk melawat ke Palestina, namun rencana tersebut selalu mengalami kebuntuan karena tidak mendapatkan izin dari Israel. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kemlu, Abdul Kadiri Jailani, dalam konferensi pers di Jakarta Pusat pada Senin (22/7).

Menurut Abdul Kadiri, wilayah Tepi Barat dan Gaza di Palestina adalah milik Palestina, tetapi segala izin untuk memasuki wilayah tersebut harus diperoleh dari otoritas Israel akibat pendudukan yang berlangsung. “Mengenai kemungkinan kunjungan ke Palestina, keinginan untuk melakukannya selalu ada, namun hingga saat ini belum mendapat izin yang diperlukan,” jelas Abdul Kadiri.

Pada tahun 2016, Retno Marsudi sebelumnya dijadwalkan untuk melawat ke Ramallah, Palestina untuk melantik Konsul Kehormatan RI. Namun, Israel menolak memberikan izin untuk over flight bagi helikopter Angkatan Udara Yordania yang akan mengangkut Retno, sehingga kunjungan tersebut tidak dapat terlaksana. Sebagai gantinya, Retno akhirnya melantik Konsul Kehormatan di Amman, Yordania.

Kendati mengalami kesulitan mendapatkan izin dari Israel, Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia tidak akan mengajukan permohonan izin tersebut kepada Israel. “Kita tidak mau mengurusi masalah izin dengan Israel, kecuali jika komunikasi dilakukan langsung dengan pihak Palestina,” tambah Abdul Kadiri.

Keputusan Mahkamah Internasional baru-baru ini yang menyatakan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza sebagai ilegal juga menjadi latar belakang dalam pembahasan ini. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mendukung Palestina tetap kuat, meskipun dengan tantangan yang dihadapi dalam upaya diplomasi dan kunjungan resmi ke wilayah tersebut.

Dalam konteks ini, upaya dan keputusan Menlu Retno Marsudi untuk tidak mengajukan permohonan izin kepada Israel menunjukkan sikap teguh Indonesia dalam mendukung kemerdekaan dan kedaulatan Palestina, serta memperjuangkan hak-hak mereka di panggung internasional.

Dengan demikian, meskipun terkendala izin, keinginan Indonesia untuk memberikan dukungan moral dan diplomatik kepada Palestina tetap kuat, sebagaimana yang ditegaskan oleh Menlu Retno Marsudi dalam berbagai kesempatan.

(N/014)