BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Kabareskrim Bicara Nasib Pegi: Kita Tidak Bisa Paksakan Orang Jadi Tersangka

BITVonline.com - Senin, 15 Juli 2024 07:02 WIB
39 view
Kabareskrim Bicara Nasib Pegi: Kita Tidak Bisa Paksakan Orang Jadi Tersangka
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada, angkat bicara terkait perkembangan terbaru dalam kasus pembunuhan yang menimpa Vina Cirebon. Status tersangka Pegi Setiawan dalam kasus ini dinyatakan gugur setelah gugatan praperadilannya dikabulkan oleh pengadilan.

Menurut Komjen Wahyu, saat ini penyidik tidak fokus untuk menjerat kembali Pegi sebagai tersangka, melainkan sedang mencari alat bukti lain guna mengungkap kasus yang masih menyisakan banyak pertanyaan ini.

“Kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk menjadi tersangka tanpa alat bukti yang memadai. Semua proses ini akan dilakukan sesuai dengan temuan bukti yang sah,” ujar Wahyu di Markas Besar Polri, Senin (17/5).

Baca Juga:

Wahyu juga menekankan bahwa pihaknya memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan masukan dalam proses penyidikan ini, dengan harapan agar prosesnya dapat berlangsung secara transparan dan adil.

Perkara pembunuhan Vina saat ini masih dalam penanganan Polda Jawa Barat, dengan Bareskrim Polri memberikan asistensi yang diperlukan. “Setelah evaluasi, kita akan lihat bagaimana perkembangannya,” tambah Wahyu.

Baca Juga:

Pakar hukum pidana dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Fatahillah Akbar, sebelumnya menjelaskan bahwa meskipun gugatan praperadilan telah dikabulkan, Pegi Setiawan masih bisa ditetapkan kembali sebagai tersangka. Namun, prosesnya harus dimulai kembali dari awal dengan bukti yang lebih kuat.

“Fatahillah Akbar menekankan bahwa proses ini harus mengikuti prosedur yang berlaku, di mana Pegi harus diperiksa terlebih dahulu sebagai saksi sebelum kemungkinan ditetapkan kembali sebagai tersangka dengan memenuhi syarat dua alat bukti yang cukup,” jelasnya.

Proses penyidikan yang dimulai ulang ini membutuhkan pembuatan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) dan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) baru, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. “Namun, bukti yang disajikan harus lebih kuat dari sebelumnya,” tambah Fatahillah.

Kasus ini masih menjadi sorotan publik, dengan harapan agar penegakan hukum dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta memberikan keadilan bagi keluarga korban.

(n/014)

Tags
beritaTerkait
Haru dan Ceria Warnai Pelepasan 113 Siswa TK Kemala Bhayangkari 08 Jembrana
Kejari Badung Tegaskan Komitmen Dukung Pemda dalam Penertiban Jaringan Utilitas Semrawut
DPRD Dukung Wakil Wali Kota Medan: Kekurangan Dokter dan Perawat di RS Pirngadi dan Bachtiar Djafar Harus Segera Diatasi
Prabowo Absen di KTT G7, Wakil Ketua MPR: Langkah Diplomatik yang Tepat
Menjelang Pensiun, Guru SD di Inhu Riau Ditangkap karena C4bvli Murid
Pemilik Panti Asuhan di Deli Serdang Jadi Tersangka Kasus Penc4bvlan Anak Asuh
komentar
beritaTerbaru