Pemulihan Cepat Jalan Nasional: Alat Berat Dikerahkan Usai Banjir Sumbar
JAKARTA, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat menurunkan ratusan personel dan
NASIONAL
BITVONLINE.COM -Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan tipis dalam perdagangan hari ini, Jumat (3/5/2024), di tengah prospek pengurangan produksi yang dibahas oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+). Hal ini terjadi setelah sepekan perdagangan yang dipenuhi dengan fluktuasi harga minyak dan ketidakpastian ekonomi global.
Data dari Refinitiv pada perdagangan kemarin, Kamis (2/5/2024), mencatat bahwa harga minyak mentah berjangka brent ditutup pada level US$83,67 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi US$78,95 per barel. Pada hari ini, pukul 09:36 WIB, harga minyak brent dan WTI terpantau mengalami kenaikan tipis. Brent menguat sebesar 0,13% menjadi US$83,78 per barel, sedangkan WTI naik 0,16% ke angka US$79,08 per barel.
Kenaikan harga minyak tersebut terjadi di tengah prospek pengurangan produksi yang dilakukan oleh OPEC+ yang berkelanjutan. Meskipun begitu, harga minyak mentah masih menuju kerugian mingguan karena adanya ketidakpastian ekonomi AS dan gangguan terbatas dalam pasokan minyak mentah yang disebabkan oleh situasi perang Israel-Hamas.
Meski mengalami kenaikan tipis, namun secara garis besar, harga Brent dan WTI cenderung menurun beberapa minggu menjelang pertemuan OPEC berikutnya dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal dengan sebutan OPEC+.
Beberapa sumber dari produsen OPEC+ mengindikasikan bahwa kelompok tersebut dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari setelah bulan Juni, apabila permintaan minyak tidak meningkat. Namun demikian, pembicaraan formal mengenai hal ini belum dimulai menjelang pertemuan yang dijadwalkan pada 1 Juni.
Pelaku pasar saat ini menantikan data ekonomi AS dan indikator pasokan minyak mentah masa depan dari produsen utama dunia. Malam ini, Biro Statistik Tenaga Kerja AS akan merilis laporan Non-Farm Payroll yang menjadi indikator kekuatan pasar kerja AS dan dipertimbangkan oleh bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan suku bunga.
Kondisi suku bunga yang lebih tinggi biasanya dapat mempengaruhi ekonomi dan dapat mengurangi permintaan minyak. Hal ini juga menjadi alasan harga minyak dunia terus melemah karena perkiraan suku bunga The Fed yang cenderung tinggi dalam beberapa bulan ke depan.
Tetap pantau perkembangan selanjutnya mengenai pasar minyak dunia seiring dinamika ekonomi dan geopolitik yang terus berubah.
(N/014)
JAKARTA, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat menurunkan ratusan personel dan
NASIONAL
JAKARTA Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, mendorong pemerintah segera mene
NASIONAL
GUNUNG PUTRI, BOGOR Warga Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Jawa Barat, digegerkan dengan penemuan mayat seorang wanita di ping
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Mohammad Nuh, menegaskan bahwa saran dan arahan dari para Mustasyar t
NASIONAL
JAKARTA, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mempercepat pemulihan akses jalan di Kabupaten Aceh Tamiang pascabencana banjir dan longsor. Ru
NASIONAL
JAKARTA Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar perayaan Natal bersama tahun ini, sebuah momen yang menurut Menteri Agama Nasarudd
NASIONAL
JAKARTA Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan kesiapannya untuk menjadi negara pertama yang mengirim bantuan kemanusiaan ke wilayah Sumatera
NASIONAL
JAKARTA Produksi beras nasional pada 2025 mengalami lonjakan signifikan, memengaruhi pola impor Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) m
EKONOMI
JAKARTA, Aparat gabungan berhasil menggagalkan upaya penyelundupan bahan mineral di Bandara Khusus PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman menegaskan pemberian amnesti kepada Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, bukan mer
POLITIK