BALIGE – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Penrad Siagian, mengungkapkan bahwa masyarakat adat di Tapanuli Raya sedang berjuang untuk mendapatkan keadilan terkait konflik agraria yang melibatkan PT TPL.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Sabtu, 1 Maret 2025, Penrad Siagian didampingi oleh Sorbatua Siallagan, salah satu korban kriminalisasi dalam konflik agraria tersebut.
Penrad Siagian, yang juga seorang pendeta, menekankan bahwa perlawanan terhadap PT TPL yang sempat meredup kini kembali hidup.
Kehadiran pimpinan dari berbagai gereja denominasi di Indonesia, bersama NGO dan masyarakat sipil, adalah kebangkitan baru untuk melawan kezholiman yang sudah dirasakan masyarakat selama puluhan tahun," ujar Penrad Siagian.
Penrad berharap masalah yang dihadapi oleh masyarakat adat Tapanuli Raya dapat mendapatkan perhatian lebih serius di tingkat nasional.
Ia mendesak pemerintah untuk segera mengungkapkan secara transparan batas lahan konsesi PT TPL, sehingga konflik yang telah berlangsung lama dapat segera diselesaikan.
"Tentu kami akan membawa masalah ini ke tingkat pusat. Kami sudah menyampaikan kepada berbagai pihak agar pemerintah segera mengeluarkan peta konsesi lahan PT TPL.
Banyak yang tidak tahu di mana batas lahan konsesi tersebut," tegas Penrad.