Masyarakat di Negeri Kataloka dan 12 desa administratif di sekitarnya menggunakan metode hisab atau perhitungan bulan dalam menentukan awal Ramadan hingga Hari Raya Idulfitri.
Metode ini dilakukan dengan menghitung bulan Syakban selama 15 hari dan kemudian menentukan awal Ramadan.
Berdasarkan perhitungan tersebut, 1 Ramadan jatuh pada 27 Februari 2025, sehingga mereka telah menyelesaikan puasa selama sebulan penuh pada 28 Maret 2025.
Pada momen salat Idulfitri, khatib Miju Rumonin menyampaikan bahwa Idulfitri merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan evaluasi diri.
"Idulfitri ini seharusnya kita jadikan sebagai momen untuk evaluasi diri," ujar Miju Rumonin dalam khutbahnya.
Ia juga mengimbau agar umat Islam saling memaafkan, melepaskan beban, dan merayakan kemenangan dengan hati yang bersih.
"Kita harus kembali menjadi hamba yang baik bagi sesama manusia," tambahnya.
Meskipun berbeda dengan ketetapan pemerintah dalam menentukan Hari Raya Idulfitri, warga Negeri Kataloka tetap menjalankan ibadah dengan khusyuk.
Masyarakat setempat juga menjaga kerukunan dan saling menghormati keyakinan masing-masing.