BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Nukila Evanty Soroti Krisis Suku Laut di Kepulauan Riau: Kerusakan Lingkungan dan Ancaman Hak Tanah

BITVonline.com - Rabu, 04 Desember 2024 17:01 WIB
64 view
Nukila Evanty Soroti Krisis Suku Laut di Kepulauan Riau: Kerusakan Lingkungan dan Ancaman Hak Tanah
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM – Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), Nukila Evanty, baru-baru ini melakukan serangkaian kunjungan ke berbagai pulau di Kepulauan Riau dan Batam. Dalam kunjungan tersebut, Nukila menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Suku Laut yang semakin terdesak akibat dampak negatif dari industri ekstraktif dan kelalaian pemerintah dalam menangani permasalahan tersebut.

Selama kunjungan di Pulau Lingka, Bertam, Dare, Caros, dan Telok Paku, Nukila Evanty mengungkapkan bahwa dirinya mendengar langsung dari masyarakat setempat mengenai kesulitan hidup yang mereka hadapi. Masyarakat Suku Laut, yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada laut, kini harus berjuang keras untuk bertahan hidup akibat kerusakan lingkungan dan minimnya perhatian pemerintah.”Suku Laut sangat terpukul oleh dampak negatif dari industri ekstraktif yang sangat masif di daerah ini. Tumpahan limbah minyak dan pasir, serta kerusakan ekosistem akibat aktivitas industri, telah memperburuk kondisi kehidupan mereka. Pemerintah setempat pun tampaknya mengabaikan permasalahan ini, meskipun dampaknya sangat nyata bagi kehidupan masyarakat,” ujar Nukila dalam pernyataannya.

Salah satu kisah pilu datang dari Pulau Caros, Kepulauan Galang, di mana Nukila mendengar langsung cerita dari anak-anak Suku Laut yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan yang layak. Selain itu, para tetua di pulau ini juga menceritakan kekhawatiran mereka tentang ancaman pengambilan tanah oleh oknum pemerintah yang berkepentingan.”Mereka sangat khawatir tanah mereka akan diambil oleh oknum-oknum tersebut. Ini adalah ancaman nyata bagi eksistensi mereka sebagai suku adat yang telah hidup di sini turun temurun,” ujar Nukila.

Baca Juga:

Di Pulau Lingka, Batam, Nukila bertemu dengan Rita, seorang perempuan perwakilan dari Suku Laut, yang mengungkapkan kekecewaannya atas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan yang beroperasi di sekitar pulau tersebut. Rita menceritakan bagaimana dulu laut di sekitar pulau tersebut sangat indah dengan ikan yang melimpah. Namun, dengan kehadiran perusahaan yang membuang limbah industri ke laut, ekosistem laut menjadi rusak dan banyak ikan yang mati.”Jika dulu laut mereka sangat indah, penuh dengan ikan, sekarang semuanya berubah. Air laut menjadi kotor, ikan-ikan mati, dan kehidupan mereka sebagai nelayan pun terganggu. Mereka kini tidak tahu harus bagaimana lagi,” ujar Rita, seperti yang disampaikan Nukila.

Kunjungan Nukila Evanty ini menggugah perhatian banyak pihak tentang pentingnya melestarikan kehidupan laut serta hak-hak masyarakat adat, khususnya Suku Laut, yang kini terancam oleh kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas industri ekstraktif.Sebagai ketua IMA, Nukila menyerukan agar pihak pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah pesisir Kepulauan Riau dan Batam, lebih memperhatikan hak-hak masyarakat adat dan menjaga kelestarian lingkungan.”Suku Laut telah hidup berdampingan dengan laut selama ratusan tahun, dan mereka berhak untuk hidup dengan damai tanpa khawatir akan ancaman kerusakan lingkungan yang semakin parah. Kita harus segera bertindak untuk melestarikan kehidupan laut dan melindungi hak-hak mereka,” tegas Nukila.

Baca Juga:

(JOHANSIRAIT)

Tags
beritaTerkait
Sindikat TPPO & Narkoba Bermodus PMI Ilegal Terbongkar di Sumut
Prabowo Kenang Bantuan Rusia Saat Merdeka: "Rusia Selalu Menolong Kami"
Akrab di JFK 2025: Pramono Anung & Cak Imin Duduk Berdampingan Saat Pembukaan
Gunung Semeru Erupsi 6 Kali Sehari, Kolom Letusan Capai 800 Meter
Pramono Anung Resmikan Jakarta Fair 2025, Pameran UMKM Terbesar di Asia Tenggara
Pasangan Serasi, El Rumi dan Syifa Hadju Curi Perhatian di Unduh Mantu Al Ghazali
komentar
beritaTerbaru