BREAKING NEWS
Minggu, 15 Juni 2025

Terungkap! Ini 9 Poin Krusial dalam Negosiasi Dagang RI-AS yang Dikebut 60 Hari

Adelia Syafitri - Senin, 21 April 2025 08:02 WIB
698 view
Terungkap! Ini 9 Poin Krusial dalam Negosiasi Dagang RI-AS yang Dikebut 60 Hari
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA -Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk mempercepat proses negosiasi tarif dagang dan menargetkan penyelesaiannya dalam waktu 60 hari.

Kesepakatan ini tercapai usai pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Duta Besar USTR Jamieson Greer di Washington D.C., Kamis (17/4).

Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan berbagai penawaran konkret untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, termasuk komitmen pembelian produk energi seperti crude oil, LPG, dan gasoline, serta peningkatan impor produk pertanian AS yang dibutuhkan Indonesia seperti gandum, kedelai, dan soybeans meal.

Tak hanya itu, Indonesia juga menekankan pentingnya kerja sama di sektor mineral kritis (critical minerals), kemudahan investasi bagi perusahaan AS di tanah air, serta kerja sama pengembangan SDM dan ekonomi digital.

Howard Lutnick mengapresiasi pendekatan Indonesia yang dianggap saling menguntungkan dan menyetujui tenggat waktu penyelesaian negosiasi dalam 60 hari.

Ia bahkan langsung mendorong penyusunan jadwal teknis pembahasan bersama Departemen Perdagangan AS dan USTR.

Pada hari berikutnya (18/4), Tim Teknis USTR dan RI langsung menggelar pertemuan lanjutan yang membahas secara mendalam poin-poin penawaran dan permintaan kedua negara.

Isu yang dibahas antara lain hambatan non-tarif, tarif ekspor produk unggulan Indonesia, relaksasi TKDN, hingga format dan tahapan negosiasi.

Indonesia juga tengah menyiapkan paket deregulasi untuk sektor terdampak seperti industri padat karya dan perikanan, serta strategi diversifikasi ekspor agar tidak bergantung pada pasar AS.

Poin-poin utama hasil pertemuan:

1. Komitmen RI meningkatkan impor energi dan agrikultur dari AS.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru