JAKARTA -Presiden Prabowo Subianto mengungkap alasan di balik rendahnya tingkat upah pekerja di Indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangga.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (5/5/2025), Prabowo menyebut bahwa intervensi pemerintah dalam bentuk bantuan sosial besar-besaran menjadi faktor utama.
Menurut Prabowo, pemerintah saat ini mengalokasikan sekitar Rp500 triliun atau setara US$30 miliar per tahun untuk mendukung masyarakat miskin dan kelas menengah melalui berbagai program bantuan.
"Saya juga katakan kepada para pengusaha. Upah saudara yang dikasih ke pekerja relatif bisa dikatakan rendah dibandingkan tetangga-tetangga kita karena pemerintah memberi bantuan tunai langsung," ujar Prabowo.
Presiden menjelaskan bahwa dana bantuan tersebut disalurkan melalui program-program yang sudah berjalan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan langsung tunai, serta subsidi energi.
Ia juga menekankan bahwa kebijakan tersebut merupakan kelanjutan dari warisan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo, yang dinilainya berhasil menjaga keberpihakan kepada rakyat.
Di tahun 2025, pemerintah juga meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan total anggaran mencapai Rp170 triliun atau sekitar US$10 miliar.
Program ini menyasar masyarakat di kelompok desil 1 dan 2 serta kelas menengah ke bawah.
"Jadi yang tadi 30 miliar dolar plus 10, 40 miliar dolar untuk membantu desil 1-2 dan kelas menengah juga," jelasnya.
Prabowo pun menegaskan bahwa langkah-langkah ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk menjadi negara kesejahteraan sejati.