JAKARTA -Di tengah tekanan pasar yang menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), justru Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tampil solid dan terus menguat.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Jumat (20/6/2025), ISSI berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 4,31% sejak awal tahun, sedangkan IHSG justru terkoreksi sebesar 2,44% dalam periode yang sama.
Penguatan ISSI didorong oleh performa saham-saham sektor teknologi dan komoditas. Saham-saham seperti WIFI naik hingga 407%, DCII naik 257%, ARCI naik 164%, ANTM melonjak 109%, dan PSAB naik 101% sejak awal 2025.
Saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dalam ISSI saat ini adalah TPIA, BYAN, AMMN, DSSA, dan DCII. Secara keseluruhan, 614 saham yang tergabung dalam indeks ISSI kini memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp7.498 triliun, atau setara dengan 62% dari total kapitalisasi IHSG.
IHSG Terkoreksi Akibat Saham Perbankan Non-Syariah
Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, menjelaskan bahwa turunnya IHSG disebabkan oleh koreksi saham-saham non-syariah dari sektor perbankan, terutama bank dengan modal besar.
"Kalau yang menekan IHSG adalah saham-saham non-syariah, maka wajar kalau ISSI tidak ikut turun," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyebutkan bahwa penguatan ISSI menunjukkan kualitas proses seleksi saham syariah yang lebih prudent.
"Manajemen risiko dalam investasi syariah cenderung lebih baik," kata Jeffrey.
Rekomendasi Saham Pilihan dari ISSI
Analis Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyebutkan bahwa selain faktor teknikal, penguatan harga komoditas juga ikut mendorong indeks. Ia merekomendasikan beberapa saham pilihan di ISSI dengan target harga jangka menengah:
MEDC – Trading Buy, TP: Rp1.590
TAPG – Trading Buy, TP: Rp1.030
BIRD – Buy, TP: Rp2.220
MDKA – Trading Buy, TP: Rp2.500
Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab investor.*