BREAKING NEWS
Kamis, 17 Juli 2025

Harga Minyak Mentah Menguat Tipis, Ketegangan Rusia-AS dan Produksi Saudi Jadi Sorotan

Justin Nova - Senin, 14 Juli 2025 09:44 WIB
66 view
Harga Minyak Mentah Menguat Tipis, Ketegangan Rusia-AS dan Produksi Saudi Jadi Sorotan
Ilustrasi. (foto: thinkstockphotos)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Harga minyak mentah dunia mencatatkan penguatan tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (14/7/2025), di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Rusia.

Namun, kenaikan harga dibatasi oleh lonjakan produksi dari Arab Saudi dan ketidakpastian arah kebijakan tarif dari AS.

Mengutip laporan Reuters, harga minyak jenis Brent naik US$0,08 ke level US$70,44 per barel, setelah mencatat lonjakan 2,51% pada akhir pekan lalu.

Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) turut menguat US$0,05 ke posisi US$68,50 per barel, menyusul kenaikan 2,82% pada sesi sebelumnya.

Penguatan harga didorong oleh potensi sanksi tambahan yang akan dijatuhkan AS terhadap Rusia, menyusul serangan udara intensif Moskow ke wilayah Ukraina.

Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan rencana pengiriman sistem rudal Patriot ke Ukraina dan dijadwalkan memberi pernyataan besar terkait Rusia dalam waktu dekat.

Sementara itu, Kongres AS tengah membahas rancangan undang-undang bipartisan untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin agar kembali ke jalur diplomasi.

Namun, dukungan penuh dari Presiden Trump masih menjadi penentu arah implementasi sanksi tersebut.

Di sisi lain, Uni Eropa juga bersiap meluncurkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia, termasuk menurunkan batas harga minyak Rusia, yang tengah dibahas oleh para duta besar pada Minggu malam waktu setempat.

Kenaikan harga minyak juga mendapat dukungan dari laporan Badan Energi Internasional (IEA) yang menilai bahwa pasar global masih lebih ketat dari yang diperkirakan.

Permintaan global tetap tinggi seiring lonjakan konsumsi untuk keperluan musim panas dan pembangkitan listrik.

Namun, potensi penguatan harga dibatasi oleh laporan lonjakan produksi dari Arab Saudi.

Editor
: Abyadi Siregar
Tags
komentar
beritaTerbaru