Harga Pangan 22 Juli 2025: Beras dan Cabai Rawit Merah Tembus di Atas HET

JAKARTA – Harga sejumlah bahan pangan pokok di tingkat konsumen pada Selasa (22/7/2025) masih menunjukkan tren kenaikan signifikan, dengan beras premium dan cabai rawit merah menjadi dua komoditas yang mencatat harga melampaui harga eceran tertinggi (HET) nasional.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per pukul 07.15 WIB, harga rata-rata beras premium nasional mencapai Rp16.169 per kilogram, melampaui HET sebesar Rp14.900/kg. Sementara itu, beras medium juga naik menjadi Rp14.372/kg (HET: Rp12.500/kg), dan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) menembus harga Rp12.871/kg, melebihi HET-nya di Rp12.500/kg.

Kenaikan Harga Tak Hanya Beras

Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas strategis lainnya, seperti cabai dan minyak goreng:

Cabai rawit merah: Rp71.980/kg

(Melebihi HAP Rp40.000–Rp57.000/kg)

Cabai merah keriting: Rp43.439/kg

Cabai merah besar: Rp43.233/kg

Bawang merah: Rp43.508/kg

Bawang putih bonggol: Rp37.576/kg

Harga Daging dan Telur

Sementara itu, komoditas protein hewani menunjukkan harga yang lebih stabil, bahkan sebagian di bawah HAP:

Daging ayam ras: Rp36.808/kg

Telur ayam ras: Rp29.312/kg

Daging sapi murni: Rp133.973/kg

Daging kerbau lokal: Rp147.500/kg

Daging kerbau beku impor: Rp94.889/kg

Minyakita dan Pangan Lainnya

Harga Minyakita juga naik di atas HET, mencapai Rp17.269/liter, dari batas HET Rp15.700/liter.

Untuk minyak goreng curah dan kemasan biasa, masing-masing dibanderol Rp16.883/liter dan Rp20.451/liter.

Komoditas lainnya:

Tepung terigu kemasan: Rp12.617/kg

Tepung terigu curah: Rp9.665/kg

Gula konsumsi: Rp18.250/kg

Garam konsumsi: Rp10.845/kg

Kedelai impor: Rp10.887/kg

Jagung pakan peternak: Rp5.958/kg

Imbauan bagi Konsumen

Kondisi ini menandakan tekanan harga pangan masih kuat di tingkat konsumen. Masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam berbelanja dan memanfaatkan alternatif substitusi pangan jika memungkinkan, sembari pemerintah terus mengupayakan stabilisasi harga melalui intervensi pasokan dan distribusi.*

(bs/j006)