BREAKING NEWS
Sabtu, 02 Agustus 2025

Rupiah Terkapar di Rp16.515, Dolar AS Tak Terbendung

Justin Nova - Jumat, 01 Agustus 2025 10:12 WIB
89 view
Rupiah Terkapar di Rp16.515, Dolar AS Tak Terbendung
Ilustrasi. (foto: vocazine)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Perdagangan rupiah di pasar spot mengawali bulan Agustus dengan tekanan yang cukup signifikan.

Di tengah penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) dan padatnya agenda ekonomi global, rupiah langsung menembus tiga level support sekaligus.

Berdasarkan data realtime Bloomberg pada Jumat pagi (1/8), rupiah spot dibuka melemah 0,36% ke posisi Rp16.515 per dolar AS, melampaui tiga titik support penting, yaitu Rp16.480, Rp16.500, dan Rp16.510 per dolar AS.

Baca Juga:

Dengan pelemahan ini, posisi support terdekat berikutnya berada di level Rp16.550 per dolar AS.

Tekanan yang dihadapi rupiah bukanlah kasus tunggal. Mata uang Asia secara umum berada dalam tren pelemahan akibat dominasi dolar AS yang semakin kuat menjelang tenggat penerapan tarif dagang baru oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Baca Juga:

Rupiah tercatat sebagai mata uang dengan kinerja terburuk keenam di Asia pagi ini.

Pelemahan terbesar dialami oleh dolar Taiwan (0,53%), disusul baht Thailand (0,41%), won Korea Selatan (0,4%), peso Filipina (0,38%), ringgit Malaysia (0,34%), dan rupiah (0,33%).

Yuan Tiongkok dan offshore yuan masing-masing turun 0,12% dan 0,11%, sementara dolar Singapura dan yen Jepang masing-masing melemah tipis di kisaran 0,06% dan 0,04%.

Di pasar non-deliverable forward (NDF), rupiah diperdagangkan di kisaran Rp16.526 per dolar AS pada pukul 09.08 WIB, menunjukkan tekanan yang konsisten antara pasar spot dan offshore.

Indeks dolar AS pagi ini menguat di level 100,11, seiring dengan ketegangan pasar menjelang kebijakan tarif AS yang mulai berlaku hari ini.

Pemerintahan Trump menetapkan tarif 10%-15% bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang, dan tarif hingga 35% khusus untuk Kanada, yang belum mencapai titik temu dalam negosiasi bilateral.

Selain kebijakan tarif, pelaku pasar juga menantikan rilis data ekonomi utama dari AS, seperti Nonfarm Payroll (NFP), tingkat pengangguran, serta data manufaktur dan kepercayaan konsumen, yang akan memberikan sinyal arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru