Penurunan ini sejalan dengan melemahnya Indeks Intensitas Menabung (IIM) sebesar 3,6 poin ke level 67,1. Sementara Indeks Waktu Menabung (IWM) sedikit meningkat 0,4 poin ke level 87,4.
Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, menjelaskan, porsi responden yang menilai jumlah tabungan lebih kecil dari yang direncanakan meningkat dari 47,5% (Agustus 2025) menjadi 54,4% (September 2025).
Namun, porsi responden yang tidak pernah menabung turun dari 32,0% menjadi 30,3%.
"Perkembangan ini mencerminkan intensitas menabung konsumen yang melandai seiring meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan pada tahun akademik baru. Meski demikian, niat menabung konsumen masih terjaga, baik saat ini maupun tiga bulan ke depan," ujar Seto, Kamis (2/10/2025).
IMK Berdasarkan Pendapatan: -RT berpendapatan Rp 1,5–3 juta/bulan turun paling dalam, 6,1 poin -RT berpendapatan Rp 3–7 juta/bulan turun 1,9 poin -RT berpendapatan di atas Rp 7 juta/bulan turun 0,4 poin, tetap di atas 100 -RT berpendapatan kurang dari Rp 1,5 juta/bulan justru naik 21,8 poin
Sikap Konsumen terhadap Prospek Ekonomi: Hasil Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS menunjukkan konsumen masih optimis terhadap prospek ekonomi, lapangan kerja, dan pendapatan, tercermin dari Indeks.
Ekspektasi (IE) yang berada di level 109,0, meski turun 2,0 poin. Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) melemah 5,4 poin ke level 65,8.
Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) LPS pada September 2025 mencapai 90,5, turun 3,5 poin dari bulan sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh kenaikan harga sembako, kondisi lapangan kerja yang menantang, kegagalan panen, harga pupuk tinggi, serta cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi dan kekeringan.
Seto menambahkan, kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta/bulan tetap optimis dengan IKK di atas 100, meski mengalami penurunan 2,3 poin. Tiga kelompok pendapatan lain juga mengalami penurunan berkisar 2,6–10,4 poin.*
(dv37)
Editor
: Redaksi
LPS Catat Indeks Menabung Warga Indonesia Turun, Ini Penyebabnya