JAKARTA— Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso, bertemu dengan Direktur Regional Australia dan Selandia Baru Sorbent Group Australia, Steve Nicholson, untuk membahas penguatan peran pemerintah dalam menjaga keberlanjutan ekspor produk bubur kayu dan kertas (pulp and paper) Indonesia ke Australia.
Dalam pertemuan yang berlangsung di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 di BSD, Tangerang, Kamis (16/10), pihak Australia meminta dukungan Pemerintah Indonesia agar membantu membuka dialog antara pemerintah Australia dan pelaku industri kertas di negara tersebut.
"Kami bertemu buyer dari Australia yang rutin membeli produk pulp and paper Indonesia. Mereka berharap Pemerintah Indonesia bisa mendorong Pemerintah Australia membuka ruang dialog. Kami mendukung upaya apa pun yang memperkuat ekspor produk Indonesia ke Australia," ujar Budi Santoso dalam keterangan tertulis, Jumat (17/10/2025).
Budi menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan telah memiliki dua perwakilan aktif di Australia, yakni Atase Perdagangan (Atdag) RI di Canberra dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Sydney. Keduanya siap memfasilitasi pembeli maupun eksportir Indonesia untuk memperluas pasar dan memperkuat kerja sama dagang kedua negara.
"Perwakilan perdagangan RI di Australia siap mendorong dialog antar-pemerintah yang dibutuhkan buyer maupun pelaku usaha Indonesia," tegas Budi.
Ia berharap dukungan penuh dari Pemerintah Indonesia agar hubungan dagang antara kedua negara semakin solid.
"Kami berharap hubungan ini terus berlanjut dengan dukungan Pemerintah Indonesia. Dialog antar-pemerintah sangat penting bagi keberlanjutan produksi kami yang menggunakan bahan baku dari Indonesia," ujar Steve.
Sebagai informasi, Sorbent Group Australia merupakan produsen tisu premium merek Sorbent yang banyak digunakan di pasar Australia. Dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025, perusahaan tersebut menandatangani nota kesepahaman (MoU) pembelian produk Indonesia senilai AUD 260 juta, meningkat 30 persen dibanding tahun 2024 yang tercatat sebesar AUD 200 juta.
Nilai ekspor tersebut menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, melalui fasilitasi Atase Perdagangan RI Canberra, Agung Haris Setiawan. Ia menegaskan kesiapan perwakilan perdagangan Indonesia di Australia untuk membantu baik buyer maupun eksportir nasional.
"Kami siap membantu buyer menemukan produk-produk Indonesia dan memfasilitasi eksportir yang ingin masuk pasar Australia," kata Agung Haris Setiawan.
Berdasarkan data Kemendag, total perdagangan Indonesia dan Australia pada periode Januari–Agustus 2025 mencapai USD 8,6 miliar, dengan total perdagangan sepanjang tahun 2024 mencapai USD 15,41 miliar.