BREAKING NEWS
Sabtu, 13 Desember 2025

Inovasi G2RT-KT UGM Didukung Kementrans, UMKM dan Masyarakat Transmigrasi Didorong Lebih Mandiri

Adelia Syafitri - Jumat, 12 Desember 2025 10:38 WIB
Inovasi G2RT-KT UGM Didukung Kementrans, UMKM dan Masyarakat Transmigrasi Didorong Lebih Mandiri
Kementrans resmi mendukung inovasi Universitas Gadjah Mada dalam mempercepat pengembangan program Standar Nasional Indonesia Global Gotong Royong Tetrapreneur Kawasan Transmigrasi (G2RT-KT). (Foto: Dok. Kementrans)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA, – Kementerian Transmigrasi (Kementrans) resmi mendukung inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mempercepat pengembangan program Standar Nasional Indonesia (SNI) Global Gotong Royong Tetrapreneur Kawasan Transmigrasi (G2RT-KT).

Program ini diharapkan menjadi strategi penguatan ekonomi di kawasan transmigrasi, khususnya sepanjang koridor Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

"Jalan tol bukan sekadar lorong transportasi, tetapi harus menjadi sistem ekonomi yang terhubung dengan kawasan transmigrasi agar manfaatnya dirasakan masyarakat," ujar Djaka Marwasta, Ketua Tim Peneliti UGM, dalam keterangan resmi, Jumat (12/12/2025).

Baca Juga:

Program G2RT-KT mengedepankan prinsip ekonomi berbasis gotong royong dan Pancasila, yang memberdayakan masyarakat transmigrasi serta pelaku UMKM.

Inovasi ini juga mendukung konsep Kawasan Ekonomi Transmigrasi Terintegrasi (KETT), dengan strategi penguatan kelembagaan lokal, pengembangan pasar nonkompetisi, dan integrasi kawasan transmigrasi dengan simpul-simpul ekonomi di koridor jalan tol.

Pakar perencanaan wilayah, Sri Rum Giyarsih, menekankan bahwa paradigma transmigrasi kini berubah: dari sekadar pemindahan penduduk menjadi instrumen strategis memperkuat stabilitas sosial, memperluas basis ekonomi regional, dan mendorong pembangunan kawasan berkelanjutan.

Kementrans memastikan percepatan perumusan SNI G2RT-KT dilakukan melalui kolaborasi lintas lembaga, termasuk Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan riset akademis.

Standar ini diharapkan mampu memperluas pasar domestik sekaligus membuka akses global bagi produk unggulan daerah transmigrasi.

Inovasi ini sejalan dengan kebijakan Kementrans untuk meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kemandirian ekonomi masyarakat transmigrasi, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Sinergi antara pemerintah pusat, perguruan tinggi, pemda, dan sektor swasta dianggap kunci keberhasilan implementasi program ini.*

(k/dh)

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru