
Peringati HANI 2025, Kalapas Labuhan Ruku Tunjukkan Dukungan terhadap Pencegahan Peredaran Narkoba
BATU BARA Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Labuhan Ruku, Soetopo Berutu, menghadiri kegiatan peringatan Hari Anti Narkotika Inter
Nasional
MEDAN HELVETIA -Kasus tragis pembunuhan yang melibatkan seorang adik, Gilang Prasetya (21), dan abang tirinya, Panji Satria (33), telah mengejutkan warga Medan. Gilang Prasetya diamankan oleh Polsek Medan Helvetia setelah bersembunyi selama 12 hari dan akhirnya menyerahkan diri ke Polresta Bogor pada 4 Mei lalu.
Kisah pelariannya membawa Gilang melalui perjalanan yang panjang, melewati beberapa daerah sebelum akhirnya ditangkap. Dalam wawancara dengan polisi, Gilang memaparkan rute perjalanannya, dari Medan Amplas hingga Kota Pinang, Pekanbaru, Solok, Sumatera Barat, dan akhirnya ke Bogor. Di tengah pelariannya, ia singgah di rumah orangtua angkatnya di Bukit Tinggi, di mana ia mengamen untuk mencari uang demi bertahan hidup.
Peristiwa tragis tersebut bermula pada 22 April lalu, ketika Gilang dan Panji terlibat dalam cekcok di Jalan Asrama, Medan Helvetia, di depan RS Hermina Medan. Keduanya adalah pengatur lalu lintas liar, yang dikenal sebagai “pak Ogah”. Gilang mengaku bahwa seharusnya giliran dia yang melakukan pengaturan, namun Panji tetap terlibat. Perseteruan itu berujung pada pertarungan fisik, di mana Panji mencoba menyerang Gilang dengan pisau. Namun, Gilang berhasil menghindar dan akhirnya menikam Panji dengan gunting tajam, menyebabkan Panji tewas bersimbah darah.
Baca Juga:
Pengakuan Gilang mengungkapkan bahwa profesi sebagai pengatur lalu lintas liar memberinya penghasilan harian sebesar Rp 300 ribu. Uang tersebut ia gunakan, antara lain, untuk membeli makanan kucing bagi orangtua angkatnya. Namun, konflik yang terjadi dengan abang tirinya mengubah segalanya, dan Gilang kini dihadapkan pada ancaman hukuman penjara 15 tahun.
Kasus ini menyoroti kompleksitas hubungan keluarga dan kehidupan di jalanan yang dihadapi oleh banyak individu di tengah kondisi sosial dan ekonomi yang sulit. Dalam kejadian tragis ini, dua nyawa telah hilang, meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat.
Baca Juga:
Pihak berwenang telah menegaskan bahwa Gilang Prasetya akan dihadapkan pada konsekuensi hukum atas perbuatannya. Namun, sementara itu, kisah tragis ini juga menjadi refleksi bagi masyarakat akan pentingnya penyelesaian konflik dengan cara yang damai dan pencegahan terhadap kekerasan di berbagai lapisan masyarakat.
(N/014)
BATU BARA Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Labuhan Ruku, Soetopo Berutu, menghadiri kegiatan peringatan Hari Anti Narkotika Inter
NasionalBATU BARA Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Labuhan menggelar prosesi serah terima jabatan (sertijab) untuk posisi Kepala Seksi Administras
NasionalJAKARTA Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menyatakan akan mempelajari lebih lanjut putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terk
Hukum dan KriminalJAKARTA Puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke79 Bhayangkara akan digelar secara meriah di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jaka
NasionalBANDA ACEH Sosok dermawan kembali muncul di tengah masyarakat Aceh. Bapak Mahdi, dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, mewakafkan tanah
NasionalBANDA ACEH Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem mengirimkan surat resmi kepada Presiden Prabowo Subianto untuk meminta agar tanah Bl
PemerintahanBENGKULU Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menegaskan bahwa tidak terjadi kelaparan di Pulau Enggano, membantah keras informasi yang beredar
PemerintahanJAKARTA Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah mengevakuasi sebanyak 73 orang dari Iran, menyusul meningka
NasionalBATU BARA Bupati Batu Bara Bapak H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si berharap Paguyuban Pujakesuma dapat memberikan kontribusi yang baik, kon
PemerintahanBATU BARA Bupati Batu Bara Bapak H. Baharuddin Siagian, SH, M.Si mengajak seluruh OPD Pemerintah Kabupaten Batu Bara, Unsur Forkopimda dan
Nasional