BREAKING NEWS
Kamis, 19 Juni 2025

Keluarga Gugat RSU Sylvani Binjai dan Dokter atas Dugaan Malapraktik, Ibu dan Anak Meninggal Dunia

BITVonline.com - Kamis, 05 Desember 2024 11:16 WIB
77 view
Keluarga Gugat RSU Sylvani Binjai dan Dokter atas Dugaan Malapraktik, Ibu dan Anak Meninggal Dunia
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BINJAI– Rumah Sakit Umum (RSU) Sylvani di Binjai dan empat dokter yang bertugas di rumah sakit tersebut kini tengah digugat oleh keluarga Indra Buana Putra (31) di Pengadilan Negeri (PN) Binjai, akibat dugaan malapraktik yang menyebabkan kematian istrinya, Putri Afriliza (31), serta anak ketiganya yang berusia 8 bulan dalam kandungan. Kejadian tragis ini terjadi pada Selasa (17/9/2024), dan keluarga korban merasa bahwa kematian tersebut disebabkan oleh kelalaian oknum dokter yang bertugas di RSU Sylvani.

Kuasa hukum keluarga korban, Risma Situmorang, saat diwawancarai usai mediasi di PN Binjai, menjelaskan kronologi peristiwa yang berujung pada gugatan tersebut. Menurutnya, almarhumah Putri adalah pasien rutin di RSU Sylvani, khususnya oleh dr. Sugianto, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan (obgyn). Pada kehamilan ketiganya, almarhumah memutuskan untuk berkonsultasi dengan dr. Sugianto setelah sebelumnya melahirkan dua anak secara caesar dengan dokter lain, dr. Faisal Fahmi.Namun, Risma menjelaskan bahwa meskipun Putri telah memasuki usia kandungan delapan bulan, dr. Sugianto tidak memberikan jadwal konsultasi yang teratur atau memperhatikan perkembangan kehamilannya secara memadai. Keluarga pun yang merasa khawatir, berinisiatif untuk datang ke rumah sakit guna berkonsultasi lebih lanjut, namun tidak ada jadwal konsultasi yang jelas.

“Pada usia kandungan 8 bulan, kami mengetahui bahwa bayi almarhumah sungsang melalui hasil USG. Untuk itu, dr. Sugianto menyarankan agar almarhumah melakukan gerakan seperti sujud dalam harapan posisi bayi bisa kembali normal. Namun, yang menjadi masalah adalah dokter tidak mempercepat jadwal konsultasi, padahal ada potensi bahaya yang mengancam,” ujar Risma.Pada 16 September 2024, kontraksi mulai dirasakan oleh almarhumah, yang kemudian pergi ke RSU Sylvani untuk mendapatkan pertolongan. Namun, Risma menambahkan bahwa pada saat itu tidak ada dokter kandungan yang bertugas di rumah sakit tersebut. Keluarga korban bahkan merasa kesulitan dalam mencari dokter yang dapat menangani kondisi tersebut, dan memutuskan untuk kembali ke rumah.

Baca Juga:

“Karena tidak ada dokter, keluarga almarhumah memutuskan untuk pulang ke rumah dan mencari bidan untuk mengatasi rasa sakit yang semakin intens. Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil, sehingga pada 17 September 2024, sekitar pukul 02.00 WIB, keluarga kembali ke RSU Sylvani karena kontraksi semakin kuat,” jelas Risma. (JOHANSIRAIT)

Baca Juga:
Tags
beritaTerkait
Wamentan Sudaryono Dorong Petani Ajukan Kredit Alsintan Bersubsidi
Pemuda Desa Borbor Ditangkap Usai Larikan Remaja ke Pekanbaru
Viral Kursi 11A: Mengenal Fungsi dan Syarat Kursi Darurat di Pesawat
Maruarar Sirait Klarifikasi Wacana Rumah Subsidi 18 Meter: Belum Keputusan Resmi
Jaksa Agung ST Burhanuddin: Jaksa Daerah yang Lemah Tangani Korupsi Siap Dicopot
Gunung Marapi Erupsi Lagi Malam Ini, Warga Panik Dengarkan Dentuman Keras dan Lihat Pijar Api
komentar
beritaTerbaru