BREAKING NEWS
Kamis, 23 Oktober 2025

Setelah Terima Afrikaner, Trump Jadwalkan Pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan

- Kamis, 15 Mei 2025 12:19 WIB
Setelah Terima Afrikaner, Trump Jadwalkan Pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

WHASINGTON DC- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dijadwalkan bertemu pada Rabu, 21 Mei 2025, di Gedung Putih, dalam kunjungan resmi Ramaphosa ke Washington yang berlangsung sejak Senin (19/5) hingga Kamis (22/5).

Pertemuan ini disebut sebagai upaya menata ulang hubungan bilateral kedua negara yang sempat memanas.

Pertemuan tersebut dilakukan menyusul langkah kontroversial AS menerima gelombang pengungsi Afrikaner, kelompok minoritas kulit putih di Afrika Selatan yang diklaim oleh Trump sebagai korban "persekusi berbasis ras" — tuduhan yang telah dibantah keras oleh pemerintah Afrika Selatan.

Trump telah beberapa kali melontarkan kritik keras terhadap kebijakan pemerintah Afrika Selatan, terutama terkait undang-undang redistribusi lahan dan tindakan afirmatif yang dianggapnya "anti kulit putih". Ia bahkan mengeluarkan keputusan presiden pada 7 Februari 2025 untuk memotong seluruh bantuan AS ke Afrika Selatan sebagai bentuk sanksi.

"Terjadi genosida terhadap petani kulit putih, dan dunia tutup mata," ujar Trump saat menyambut kedatangan pengungsi Afrikaner di Bandara Internasional Dulles, Virginia, Senin (12/5/2025).

Pemerintah Afrika Selatan membantah keras tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa kejahatan terhadap petani merupakan bagian dari persoalan kejahatan umum, bukan karena ras, dan bahwa undang-undang redistribusi lahan ditujukan untuk keadilan agraria, bukan perampasan tanpa kompensasi secara semena-mena.

Afrikaner, keturunan pemukim kolonial Belanda, Jerman, dan Prancis, kini berjumlah sekitar 2,7 juta jiwa dari total 62 juta penduduk Afrika Selatan, yang 80 persennya adalah warga kulit hitam. Sebagian Afrikaner mengungkapkan kekhawatiran terhadap undang-undang redistribusi lahan, yang menurut mereka dapat menyebabkan tanah yang telah dikuasai turun-temurun bisa diambil alih tanpa ganti rugi.

Presiden Ramaphosa menegaskan bahwa informasi yang diterima Trump sangat tidak akurat dan tidak mewakili kenyataan di lapangan.

"Kami ingin memperbaiki hubungan dan membuka dialog yang berdasarkan data serta saling menghormati," ujar Ramaphosa dalam pernyataannya menjelang kunjungan.

Jika pertemuan ini terlaksana, maka menjadi pertemuan pertama Trump dengan pemimpin negara Afrika selama masa jabatan keduanya. Belum ada komentar resmi dari Gedung Putih terkait isi agenda pertemuan.*

(kp/j006)

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru