BREAKING NEWS
Senin, 21 Juli 2025

Menopause Bukan Akhir: Minimnya Akses Layanan Reproduksi untuk Wanita 45 Tahun Ke atas di Indonesia

Raman Krisna - Sabtu, 19 Juli 2025 20:16 WIB
79 view
Menopause Bukan Akhir: Minimnya Akses Layanan Reproduksi untuk Wanita 45 Tahun Ke atas di Indonesia
ilustrasi perempuan lanjut usia (foto: mommies daily)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA - Wanita paruh baya berusia 45–60 tahun sering kali luput dari perhatian dalam kampanye kesehatan reproduksi yang lebih banyak menyasar remaja dan ibu hamil. Padahal, kelompok usia ini menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks dan membutuhkan perhatian khusus.

"Wanita paruh baya menghadapi fase transisi menopause, peningkatan risiko kanker reproduksi, serta memerlukan layanan kesehatan yang ramah usia dan sensitif gender," ungkap Dr. Indra Murty Surbakti, Direktur Kebijakan Strategi Bidang Peningkatan Sumber Daya dan Kemandirian Keluarga Berencana di Kemendukbangga/BKKBN, dalam keterangan pers, Sabtu (19/7/2025).

Menurutnya, salah satu pilar penting dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 adalah penguatan isu kesehatan reproduksi melalui kebijakan kependudukan dan pembangunan keluarga, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, jumlah wanita Indonesia berusia 45–60 tahun mencapai lebih dari 22 juta jiwa—sekitar 8 persen dari total populasi. Namun, perhatian terhadap kesehatan reproduksi mereka masih sangat minim.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) mencatat lebih dari 30 persen perempuan usia 45 tahun ke atas mengalami gejala fisik dan psikis akibat perubahan hormonal. Sayangnya, hanya sebagian kecil yang mengakses layanan kesehatan sesuai kebutuhannya.

"Stigma sosial, rendahnya literasi kesehatan, dan terbatasnya cakupan survei seperti SDKI, yang hanya mencakup perempuan usia 15–49 tahun, membuat kebutuhan kelompok ini tidak terwakili dalam data nasional," jelas Dr. Indra.

Selain aspek biologis, wanita paruh baya juga menghadapi tantangan psikologis dan sosial. Banyak dari mereka merawat anak-anak yang masih bergantung sekaligus orang tua lanjut usia. Mereka pun rentan mengalami kondisi seperti empty nest syndrome, terutama saat anak-anak mulai meninggalkan rumah.

Namun, masa ini juga bisa menjadi periode emas—di mana banyak perempuan berada di puncak karier dan memiliki peluang besar untuk menjaga dan mengoptimalkan kesehatan mereka.

"Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan holistik dan integratif dalam pelayanan kesehatan yang menyasar kelompok wanita paruh baya, baik dari sisi fisik, mental, maupun sosial," tegas Dr. Indra. *

(lp/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru