Gejalanya bervariasi, mulai dari nyeri perut, mual, muntah, hingga penurunan berat badan signifikan.
Dalam kondisi parah, EPS bisa menimbulkan penyumbatan usus dan membutuhkan penanganan khusus dengan obat-obatan seperti kortikosteroid maupun tamoksifen, serta penyesuaian larutan dialisis.Ketua Umum JGI, Everino Pieter Therik, menegaskan pentingnya edukasi bagi pasien CAPD mengenai EPS.
"Pasien harus tahu apa itu EPS, gejalanya, dan bagaimana cara mencegah maupun mengatasinya. Karena itu, seminar ini digelar sebagai upaya preventif agar pasien lebih siap dan terlindungi dari risiko komplikasi serius ini," ujarnya.
Everino juga mengungkapkan bahwa kasus EPS kini menunjukkan tren peningkatan seiring bertambahnya jumlah pasien CAPD yang telah menjalani terapi lebih dari lima tahun."Pencegahan dan deteksi dini menjadi kunci utama," tambahnya.
Melalui seminar ini, Jaga Ginjal Indonesia berharap pasien dan keluarga semakin waspada, mengenali tanda-tanda EPS lebih awal, serta menerapkan langkah pencegahan yang tepat agar kualitas hidup penderita gagal ginjal tetap terjaga.*