Tinjau Dampak Banjir di Padangtualang dan Tanjungpura, Gubernur Sumut Salurkan Sembako dan Air Bersih
LANGKAT Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Afif Nasution melakukan peninjauan langsung ke sejumlah titik terdampak banjir di Kecamata
PERISTIWA
JAKARTA – Minum air setelah bangun tidur menjadi kebiasaan sederhana yang sering dianggap mampu "membangunkan" tubuh di pagi hari.
Namun, pilihan suhu air—dingin atau hangat—ternyata memengaruhi respons tubuh secara berbeda.
Sejumlah penelitian dan laporan kesehatan, salah satunya dari Times of India, menunjukkan bahwa suhu air dapat memengaruhi sistem pencernaan, metabolisme, hingga aliran darah.
Perbedaan ini membuat sebagian orang mulai mempertimbangkan kembali pilihan suhu air yang dikonsumsi setiap pagi.
Air hangat cenderung merelaksasi otot-otot di perut, sehingga membantu pergerakan usus dan proses pencernaan menjadi lebih lancar.
Efek ini dapat mencegah keluhan seperti sembelit atau perut kembung.
Hangatnya air turut merangsang peristaltik usus, yang membuat proses pencernaan bekerja lebih optimal.
Suhu hangat membantu melebarkan pembuluh darah dan memperlancar aliran darah.
Kondisi ini mendukung proses detoks alami tubuh dan membantu tubuh mengaktifkan metabolisme setelah tidur.
Sebaliknya, air dingin memicu thermogenesis—proses ketika tubuh membakar energi untuk menghangatkan air hingga mendekati suhu tubuh.
Efek ini bisa memberikan dorongan metabolik tambahan di pagi hari.
Air hangat memicu vasodilatasi, yang membuat pembuluh darah melebar dan aliran darah semakin lancar.
Hal ini mendukung organ-organ vital untuk bekerja lebih optimal.
Air dingin memiliki efek sebaliknya: vasokonstriksi.
Kondisi ini membuat pembuluh darah menyempit dan memperlambat proses pembersihan internal tubuh.
Karena itu, air dingin dianggap kurang ideal untuk mendukung proses detoksifikasi di pagi hari.
Air dingin kerap memberikan sensasi segar dan cepat mengusir kantuk.
Namun efeknya bersifat sesaat. Sementara itu, air hangat lebih mendukung pola minum yang stabil dan ritmis, sehingga tubuh menyerap cairan lebih baik.
Meski begitu, baik air hangat maupun dingin tetap memberikan hidrasi yang dibutuhkan tubuh setelah tidur semalaman—perbedaannya terletak pada cara tubuh merespons suhu tersebut.
Pemilihan air hangat atau dingin pada dasarnya kembali pada tujuan masing-masing.
Jika ingin memperlancar pencernaan dan mendukung detoksifikasi, air hangat menjadi pilihan yang lebih ideal.
Namun jika membutuhkan efek segar seketika, air dingin dapat memberikan stimulasi awal yang cepat.*
(d/dh)
LANGKAT Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Afif Nasution melakukan peninjauan langsung ke sejumlah titik terdampak banjir di Kecamata
PERISTIWA
BANDA ACEH Keberangkatan Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, beserta istri ke Tanah Suci untuk melaksanakan umrah pada Selasa (2/12/2025) me
PEMERINTAHAN
MALUKU UTARA Satuan Tugas (Satgas) Terpadu berhasil menggagalkan upaya penyelundupan nikel di Bandara Khusus PT Indonesia Weda Bay Indus
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA Uni Emirat Arab (UEA) menyatakan kesiapan penuh untuk memberikan bantuan kepada Indonesia terkait bencana banjir dan longsor yan
NASIONAL
JAKARTA Sebuah aksi demonstrasi akan digelar di wilayah Jakarta Pusat pada Sabtu (6/12/2025). Unjuk rasa tersebut akan berlangsung di de
PERISTIWA
MEDAN Bencana banjir yang melanda wilayah Sumatra sejak akhir November 2025 terus menelan korban jiwa. Berdasarkan data Badan Nasional P
PERISTIWA
MEDAN DPD Pemuda Karya Nasional (PKN) Sumatera Utara menyalurkan bantuan ratusan karung beras bagi warga terdampak banjir di Kecamatan M
NASIONAL
BATU BARA Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Labuhan Ruku kembali menunjukkan bahwa kreativitas dan ket
NASIONAL
DENPASAR Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ibu Putri Koster, menegaskan pentingnya percepatan sosial
PEMERINTAHAN
BADUNG Pulau Dewata kembali menjadi saksi pertemuan cendekiawan nasional. Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Musli
NASIONAL