Teheran – Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, membantah klaim bahwa negaranya berencana membunuh Presiden terpilih AS, Donald Trump. Pernyataan ini menanggapi tuduhan dari Trump dan pemerintahan AS terkait rencana pembunuhan yang melibatkan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Sebelumnya, Departemen Kehakiman AS mendakwa seorang pria Iran terkait dugaan rencana pembunuhan tersebut.
Penegak hukum AS mengklaim berhasil menggagalkan rencana itu sebelum serangan dilakukan. Trump dalam kampanye Pilpres AS tahun lalu mengatakan Iran mungkin terlibat dalam percobaan pembunuhan terhadap dirinya. Pezeshkian ditanya apakah Iran berencana membunuh Trump. Pezeshkian dengan tegas menjawab, “Tidak ada sama sekali.” Ia menyatakan bahwa Iran tidak pernah berniat melakukan hal tersebut.
“Kami tidak pernah berupaya melakukan hal ini sejak awal dan kami tidak akan pernah melakukannya,” tegasnya. Pernyataan ini muncul menjelang pelantikan Trump pada 20 Januari. Trump, yang memenangkan Pilpres AS tahun lalu, selamat dari dua percobaan pembunuhan selama kampanye.
Salah satu percobaan terjadi di Butler, Pennsylvania, pada Juli lalu, dan lainnya di West Palm Beach, Florida, pada September. Penyelidik AS tidak menemukan bukti keterlibatan Iran dalam kedua percobaan tersebut. Iran juga membantah klaim AS terkait campur tangan dalam urusan domestik AS, termasuk serangan siber. Sebaliknya, Iran menuduh AS telah mencampuri urusan dalam negeri Iran selama beberapa dekade.