Jakarta – Kanada sedang mempersiapkan diri untuk menaikkan tarif terhadap sejumlah barang dari Amerika Serikat (AS), seiring dengan rencana Presiden terpilih Donald Trump yang berencana memberlakukan pajak impor sebesar 25% untuk barang-barang Kanada. Langkah ini menunjukkan bagaimana potensi kenaikan tarif dapat memicu perang dagang yang akan berdampak pada harga barang konsumsi global.
Pejabat Kanada sedang menyusun daftar puluhan produk yang diekspor dari AS ke Kanada, dengan fokus pada barang-barang yang tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga memiliki pesan politik. Produk-produk yang dipertimbangkan untuk dikenakan tarif termasuk keramik, baja, furnitur, minuman beralkohol tertentu seperti Bourbon dan Jack Daniels, jus jeruk, serta makanan hewan peliharaan. Selain itu, Kanada juga berencana mengenakan pajak atas energi yang diekspor ke AS.
Namun, sumber-sumber yang terlibat dalam pembicaraan tersebut memperingatkan bahwa keputusan final mengenai tarif ini belum diambil, dan daftar tersebut masih bisa berubah atau bahkan tidak diberlakukan sama sekali. “Saya pikir kita harus siap. Ketika Presiden Trump berbicara, kita mendengarkan, dan kita perlu menganggapnya dengan sangat serius,” kata Melanie Joly, Menteri Luar Negeri Kanada, yang dikutip dari CNN, Sabtu (11/1/2025).
Melanie juga menekankan pentingnya bagi Presiden terpilih dan timnya untuk menyadari bahwa tindakan tarif terhadap produk Kanada akan berdampak pada hubungan ekonomi kedua negara. Kanada, lanjutnya, memiliki daya tawar yang cukup kuat.
Presiden dan CEO Dewan Bisnis Kanada, Goldy Hyder, mengatakan bahwa jika AS tetap melanjutkan rencana mengenakan tarif pajak 25% terhadap barang-barang Kanada, ini akan memberikan pukulan berat bagi bisnis Kanada. Hyder menambahkan bahwa para pemimpin bisnis Kanada, termasuk CEO terkemuka, telah diajak berdiskusi oleh pemerintah mengenai respons tarif yang tepat. Saat ini, mereka sedang mengkaji berbagai opsi dalam merespons langkah AS.