Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu dalam konferensi pers virtual terkait perkembangan negosiasi tarif resprokal AS, Jumat (18/4/20
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
JAKARTA -Pemerintah Indonesia tengah berupaya keras untuk merayu Amerika Serikat agar menurunkan tarif impor tinggi terhadap sejumlah produk Indonesia, khususnya dari sektor tekstil. Upaya ini dilakukan melalui pendekatan diplomatik dan ekonomi, dengan menawarkan berbagai keuntungan bagi pihak
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa Indonesia siap meningkatkan pembelian produk agrikultur AS seperti gandum, kedelai, dan minyak kedelai, serta komoditas energi seperti minyak mentah dan bensin.
"Indonesia juga akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," ujar Airlangga dalam keterangan resmi Tim Media Prabowo, Jumat (18/4/2025).
Selain itu, pemerintah membuka peluang fasilitasi izin usaha dan insentif bagi perusahaan-perusahaan asal AS yang ingin berinvestasi di Indonesia. Tak hanya itu, Indonesia juga menawarkan kerja sama di sektor mineral strategis, hortikultura, serta pendidikan, teknologi, dan ekonomi digital.
Airlangga menegaskan bahwa langkah ini tidak akan mengganggu program swasembada pangan nasional. Menurutnya, kuota impor pangan akan dialihkan dari negara lain, bukan ditambah.
"Program swasembada tidak terganggu, karena hanya pengalihan dari negara lain ke Amerika," katanya.
Pemerintah Indonesia dan AS menargetkan proses negosiasi ini rampung dalam waktu 60 hari. Sementara itu, tarif impor produk tekstil Indonesia saat ini mencapai 47 persen, membuat sektor ini menjadi yang paling terdampak. Tarif tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan negara pesaing seperti Vietnam dan negara-negara ASEAN lainnya.*
(km/J006)
Editor
: Justin Nova
Indonesia Tawarkan Keistimewaan demi Negosiasi Tarif Impor dengan AS