BREAKING NEWS
Kamis, 23 Oktober 2025

Keuangan Berkelanjutan Dorong Indonesia Menuju Net Zero Emissions dengan Inisiatif LST

BITVonline.com - Jumat, 13 Desember 2024 11:29 WIB
Keuangan Berkelanjutan Dorong Indonesia Menuju Net Zero Emissions dengan Inisiatif LST
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM– Keuangan berkelanjutan kini menjadi aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia bisnis, khususnya bagi lembaga jasa keuangan, perusahaan publik, dan emiten. Hal ini semakin diperkuat dengan adanya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 Tahun 2017, yang mewajibkan perusahaan publik untuk melaporkan kinerja berkelanjutan mereka setiap tahun. Dalam konteks ini, keuangan berkelanjutan tidak hanya dipandang sebagai kewajiban administratif, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mendukung transisi Indonesia menuju nol emisi (net zero emissions).

Albidin Linda, Climate Change and Sustainability Services Leader dari EY Indonesia, mengungkapkan bahwa implementasi keuangan berkelanjutan memiliki peran penting dalam upaya transisi tersebut. Menurutnya, produk keuangan berkelanjutan yang ditetapkan dalam POJK Nomor 51 Tahun 2017 mengintegrasikan aspek ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST). “Prinsip utama dari produk keuangan berkelanjutan adalah kewajiban untuk menyalurkan dana yang terkumpul untuk kegiatan yang sesuai dengan tema LST,” ujar Albidin dalam rilis pers yang diterima pada Kamis (12/12/2024).

Produk-produk yang tercakup dalam regulasi tersebut, menurut Albidin, mencakup instrumen keuangan yang dapat tercatat di Bursa Efek Indonesia, seperti Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk (EBUS) Lingkungan, Sosial, Keberlanjutan, dan Sukuk Wakaf. “Selain itu, ada pula instrumen keuangan lain yang dikembangkan sesuai dengan strategi keuangan berkelanjutan masing-masing perusahaan, seperti pinjaman hijau, kredit pemilikan rumah (KPR) hijau, dan deposito hijau,” tambahnya.Albidin juga menjelaskan bahwa keuangan berkelanjutan tidak hanya menjadi kewajiban administratif bagi perusahaan, tetapi juga membuka peluang besar bagi berbagai pihak, terutama dari sisi penerbit dan investor. Dari sisi penerbit, produk keuangan berkelanjutan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah berkomitmen untuk menginisiasi proyek-proyek berkelanjutan yang mendukung agenda lingkungan dan sosial. Di sisi investor, kesadaran akan pentingnya kinerja LST dalam pengambilan keputusan investasi semakin meningkat.

Survei global yang dilakukan oleh EY, yakni The EY Corporate Reporting and Institutional Investor Survey 2022, mengungkapkan bahwa 99% investor menggunakan laporan LST dalam proses pengambilan keputusan mereka. “Investor kini semakin menyadari bahwa kinerja LST yang baik menjadi salah satu indikator penting dalam menilai keberlanjutan dan prospek suatu perusahaan,” ujar Albidin.Lebih lanjut, survei lainnya, EY Sustainable Value Study 2023, menyebutkan bahwa perusahaan yang aktif dalam mengatasi perubahan iklim memiliki potensi lebih besar untuk melaporkan nilai finansial yang lebih tinggi, yakni 1,8 kali lebih besar dibandingkan perusahaan yang kurang berpartisipasi dalam inisiatif tersebut.Keuangan berkelanjutan juga berperan dalam mendorong pertumbuhan proyek-proyek hijau yang mendukung keberlanjutan. Sumber pendanaan untuk proyek-proyek tersebut kini semakin beragam, mulai dari bank, investor institusional, pasar modal, hingga organisasi non-profit. Organisasi internasional, seperti International Capital Market Association (ICMA), sebagai penerbit standar global untuk utang berwawasan lingkungan, sosial, dan berkelanjutan, telah menetapkan kategori-kategori yang menjadi dasar pemilihan proyek untuk didanai. (JOHANSIRAIT)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru